TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Sebagai politisi kawakan, Amien Rais sudah kenyang makan asam garam, pahit getirnya cobaan hidup. Masih kuat dalam ingatan publik, bagaimana Amien Rais siap memimpin aksi reli raksasa menuntut Presiden Soeharto turun pada medio Mei 1998.
Massa sudah disiapkan, jalur sudah dirancang, namun di ujung jalan barikade tentara bersenjata lengkap menghadang. Presiden Soeharto waktu itu masih berkuas. Ia masih mencengkeram kuat tentara dan polisi.
Pertumpahan darah di Jakarta pun membayang. Di tengah situasi genting itu, Amien Rais membatalkan long march ke Istana Merdeka. Sebaliknya, massa mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR di Senayan.
Tak berselang lama, Presiden Soeharto mundur. Amien Rais pun segera disemati gelar Bapak Reformasi. Kini, 16 tahun sesudah momen genting itu, Amien Rais jadi target aksi teror penembakan, di rumahnya di Pandeansari.
Amien Rais mengungkapkan, tak hanya di Yogya, di rumahnya di Jakarta pun ia beberapa kali menerima telepon gelap bernada ancaman. Tak hanya teror psikis, Amien pernah menerima kiriman paket aneh.
"Beberapa kali saya pernah mendapatkan kiriman kuali berisi air, telur angsa, jarum, dan bunga-bunga. Mungkin kiriman tersebut dapat diartikan santet. Tapi saya tidak pernah takut lantaran saya orang beriman," ungkapnya.
Khusus untuk rumah di Yogya, Amien mengaku setidaknya sudah tiga kali jadi sasaran teror, termasuk penembakan Kamis dinihari. Dua kali orang tak dikenal melempari rumahnya mengakibatkan kaca rumahnya pecah.
"Berarti dengan ini (kasus penembakan), sudah ada tiga kali rumah saya diteror," ungkapnya. Amien berharap kepolisian mampu mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelakunya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Polri mengusut tuntas kasus ini. "Tentu kita mengkhawatirkan kejadian-kejadian itu. Perlu keamanan itu harus mengusut," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta.
Apalagi, menurut dia, Amien Rais adalah salah seorang tokoh pemimpin bangsa. "Kalau pimpinan seperti itu yang kita hormati diteror, tentu apalagi yang lain?" sambungnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo kemarin turut menyambangi rumah Amien Rais. Ungkapan keprihatinan pun datang dari Wakil Ketua DPRD Sleman, Inoki Azmi Purnomo. Inoki menganggap kasus ini ancaman serius.
Namun ia enggan menduga pelaku dan siapa di belakangnya. "Saya kira itu sudah masuk kewenangan polisi untuk mengungkapnya. Tapi yang jelas PAN selalu mendukung visi perjuangan beliau," ungkapnya.
Ditanya terkait indikasi ancaman kepada partai berlambang matahari itu, Inoki belum dapat menyimpulkan. Pasalnya, beberapa kali aksi protes atau demo baru ditujukan kepada Amien Rais secara pribadi.
"Belum bisa ditarik kesimpulan seperti itu. Tapi tindakan ini sangat meresahkan, bisa saja teror serupa juga menyasar tokoh-tokoh (PAN) lainnya," kata Inoki.
Untuk itu, pihaknya meminta kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak meresahkan masyarakat. Pihaknya juga berharap tidak muncuk tendensi politik dalam kasus tersebut.
"Yang jelas penembakan ini merupakan tindak kriminal yang harus diselesaikan sesuai hukum yang berlaku," ujarnya. Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) ikut mengutuk pelaku teror ini.
Ketua BM PAN DIY, Damba Aktivis, menuding serangan ini bisa jadi aksi provokasi ke PAN dan pengikutnya. "Kami sudah komunikasikan ke rekan-rekan agar tidak terpancing," kata Damba.
"Mungkin motifnya berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya, tapi mungkin juga motifnya berkaitan. Kami yakin ada dalang di balik serangan ini," katanya sembari menyatakan siap membantu pengamanan di rumah Amien Rais.(nto/ang)