TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menaruh harapan besar kepada Presiden Joko Widodo terkait tiga komitmennya yakni upah layak, penghidupan layak dan kesejahteraan yang layak.
"Kami menaruh harapan besar terkait 3 komitmen itu agar segera diimplementasikan bukan sebatas wacana," demikian disampaikan Presiden KSBSI, Mudhofir, di Jakarta, Selasa (25/11/2013).
Mudhofir mengkritisi kebijakan Jokowi yang perlu dikoreksi, sebab masih ditemukan rendahnya upah buruh, banyaknya outsourching dimana-mana. Dan kebijakan kontroversial terkait kenaikan harga BBM sangat berdampak pada buruh.
"Ternyata Pak Jokowi tidak punya skenario, kalau harga BBM naik ini buruh mau diapakan. Dengan situasi upah yang sangat rendah, ini yang tidak dipikirkan oleh pemerintah," terang Mudhofir.
Mudhofir pun lantas mencontohkan, kewajiban negara harusnya menyediakan rumah di kawasan industri guna memperingan buruh yang hanya menggantungkan satu bidang pekerjaan saja. Juga menyediakan transportasi bagi buruh. Pasalnya, kata Mudhofir, dari tahun ke tahun dari pemerintah sebelumnya masih sebatas wacana dan dipertimbangkan.
"Harusnya diimplementasikan. Kita ingin kesetaraan, diskusi buruh maunya apa saja. Kami pun tidak menuntut hal yang gila-gila," cetus Mudhofir.
Mudhofir menegaskan KSBSI akan mendukung Jokowi sepanjang kebijakannya pro terhadap rakyat miskin.
"Kami tetap akan dukung Jokowi asalkan pro terhadap buruh, tapi jika tidak maka kami akan melakukan perlawanan gerakan-gerakan yang besar," ujarnya.