TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai mengklaim menyampaikan sebuah fakta bahwa telah terjadi pembelian ratusan jaket Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Pembelian jaket itu terjadi sehari sebelum terjadi bentrok antara kelompok Yorrys dengan kelompok yang berseragam AMPG. Aksi borong jaket senilai ratusan juta rupiah itu diduga politisi Golkar ini dilakukan oleh bukan anggota AMPG, melainkan orang-orang bayaran yang diberi seragam atau jaket AMPG.
Yorrys menegaskan, bukti kuat adanya pembelian besar- besaran seragam AMPG di Pasar Senen pun sudah dimilikinya. (Baca juga: Massa AMPG Bentrok, Ratusan Polisi Hanya Berjaga-jaga di Luar)
"Kamu bilang sama dia. Dia merekayasa dalam beberapa hari ini. Dan ingat, saya punya data, berapa banyak duit yang dikeluarkan untuk membeli seragam di Pasar Senen? Ingat, semua produk AMPG itu saya yang buat. Itu bukan konsumsi publik, dimana orang bisa sembarang beli," ujarnya kepada Tribun (Wartakota Network). Sumber yang dekat dengan Yorrys menyebutkan, dana untuk membeli jaket itu mencapai ratusan juta rupiah.
"Saya dikasih tahu. 'Pak ini ada yang beli baju AMPG sekian banyak. Ini buat apa?' Saya bilang kasih. Dilaporkan ke saya, dibuatkan fotonya. Terus belinya berapa saya tahu. Sapa yang beli, juga saya tahu," tambahnya.
Bahkan, menurutnya, dimana konsolidasi pengerahan massa untuk datang ke DPP Golkar pun Yorry mengaku mengetahuinya. "Pakai mobil apa dibawa? Saya tahu," tegasnya. Terkait laporan yang menuding AMPG nya berisi preman bayaran, Yorrys balik mengklaim AMPG yang dikomandoinya adalah yang sah dan legal.
Seperti diberitakan Selasa (25/11), terjadi keributan antarpuluhan orang berseragam AMPG dengan masa yang diduga dibawa Yorrys. Sejumlah orang terluka dan sempat dibawa ke rumah sakit. Masa dari kedua kubu sempat bentrok.
Dilaporkan ke polisi
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad mengungkapkan, dua tokoh Golkar masing-masing Agung Laksono dan Yorrys Raweyai ke polisi. Keduanya dilaporkan terkait bentrok yang terjadi di DPP Partai Golkar, sehari sebelumnya, Rabu (26/11). "Sudah lapor ke polisi, sudah buat BAP juga yang luka luka itu. Yorrys dan Agung ada terlibat disitu," kata Fadel di Gedung DPR, Rabu (26/11) kemarin.
Menurutnya, sebelum kekisruhan terjadi, dirinya sejak pagi telah berada di kantor DPP Golkar. Kemudian, puluhan massa yang dipimpin Yorrys datang dan ia menyuruh agar mereka diberi nasi bungkus untuk makan.(Baca juga: Agung Laksono Ikut Redakan Dua Kubu AMPG yang Bentrok)
"Dan pada menjelang rapat, pukul 15.000, saya lihat persis teman teman di bawah pimpinan Yorrys, bersama sama Pak Agung Laksono kemudian mempersiapkan sesuatu, kami tidak tahu barisan AMPG apel diserbu mereka," kata Fadel.
Fadel kemudian memastikan pelaksanaan Munas IX Golkar tetap berlangsung pada akhir bulan November di Bali. Walaupun diakui Fadel, ada indikasi indikasi kuat dari pemerintah melakukan intervensi terhadap pelaksanaan Munas tersebut. "Kami tadi malam rapat terbatas Partai Golkar, Wantim Pak Akbar memutuskan Munas tetap jalan terus. Insya Allah tanggal 30 November 3 Desember di Nusa Dua Bali," kata Fadel.
Sementara itu, Yorrys berterima kasih dirinya dilaporkan oleh kubu Ketua Umum Partai berlambang Beringin, Aburizal Bakrie ke polisi. Yorrys siap menghadapi proses hukum bila dipanggil polisi untuk membeberkan keterangan dan bukti yang sebenarnya terjadi. "Saya terima kasih. Bagus, saya setuju saja. Dia mau melaporkan ke polisi silakan. Kan tunggu polisi panggil saya sebagai apa," ungkap Yorrys.
Tak berizin