TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR sekaligus anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Zainal Bintang mengaku mendapat laporan kubu Aburizal Bakrie berkeliling mencari dukungan ke daerah dengan imbalan uang muka Rp250 juta untuk DPD Tingkat I dan Rp25 juta untuk setiap DPD Tingkat II.
Uang diberikan untuk pemenangan Ical dalam pemilihan ketua umum pada Munas di Bali pada 30 November nanti. Menurut Zainal, sebenarnya praktik politik uang sudah dilakukan kubu Ical saat pemilihan ketua umum pada Munas di Pekanbaru, Riau pada Oktober 2009 lalu.
"Waktu (sebelum Munas,-red) itu ada Rp 400 juta untuk satu DPD Tingkat I dan Rp 200 juta untuk DPD Tingkat II. Tapi, pas Munas uangnya tidak banyak (yang dikeluarkan). Karena waktu suaranya Bosnya Metro (Surya Paloh,-red) dicolong 30 suara, masing-masing dapat Rp 1 M. Waktu itu, panitianya bilang, ayo di sebelah kiri Anda semua ada snack. Itu cuma alasan supaya uangnya diambil. Setelah diambil, dibuka di toilet Rp 1 M, uangnya Dollar semua," beber Zainal di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Hingga berita ini diturunkan, Tribun berupaya mengkonfirmasi ke pihak Ical, seperti Wasekjen Lalu Mara, Nurul Arifin dan Nurdin Halid melalui panggilan telepon. Namun, sejauh ini belum ada panggilan yang dijawab.
Namun, sebelumnya pendiri Partai Golkar Suhardiman mengakui praktik politik uang menjelang Munas dan menganggap hal itu biasa.