News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Zainal Bintang Ungkap Praktik Politik Uang Kubu Ical Sejak Munas 2009

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MKGR, Zainal Bintang (kanan) bersama Pendiri Golkar dan Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Suhardiman (tengah) saat jumpa pers di Posko Tri Karya, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014). Pendiri bersama koordinator pusat Eksponen Ormas Tri Karya Golkar mengirim surat ketiga permintaan pembentukan Panitia Munas IX Partai Golkar kepada DPP Partai Golkar guna merealisasikan Munas IX Partai Golkar sehingga sesuai dengan Konstitusi Partai berlambang beringin itu. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR sekaligus anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Zainal Bintang mengaku mendapat laporan kubu Aburizal Bakrie berkeliling mencari dukungan ke daerah dengan imbalan uang muka Rp250 juta untuk DPD Tingkat I dan Rp25 juta untuk setiap DPD Tingkat II.

Uang diberikan untuk pemenangan Ical dalam pemilihan ketua umum pada Munas di Bali pada 30 November nanti. Menurut Zainal, sebenarnya praktik politik uang sudah dilakukan kubu Ical saat pemilihan ketua umum pada Munas di Pekanbaru, Riau pada Oktober 2009 lalu.

"Waktu (sebelum Munas,-red) itu ada Rp 400 juta untuk satu DPD Tingkat I dan Rp 200 juta untuk DPD Tingkat II. Tapi, pas Munas uangnya tidak banyak (yang dikeluarkan). Karena waktu suaranya Bosnya Metro (Surya Paloh,-red) dicolong 30 suara, masing-masing dapat Rp 1 M. Waktu itu, panitianya bilang, ayo di sebelah kiri Anda semua ada snack. Itu cuma alasan supaya uangnya diambil. Setelah diambil, dibuka di toilet Rp 1 M, uangnya Dollar semua," beber Zainal di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Hingga berita ini diturunkan, Tribun berupaya mengkonfirmasi ke pihak Ical, seperti Wasekjen Lalu Mara, Nurul Arifin dan Nurdin Halid melalui panggilan telepon. Namun, sejauh ini belum ada panggilan yang dijawab.

Namun, sebelumnya pendiri Partai Golkar Suhardiman mengakui praktik politik uang menjelang Munas dan menganggap hal itu biasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini