Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Reni Marlinawati Amin mengaku khawatir melihat banyak korban yang meninggal akibat minuman keras.
"Kita tercengang melihat pemberitaan miras oplosan. Kenapa harus diangkat, menurut saya DPR harus melahirkan Rancangan UU pelarangan minuman keras," kata Reni, di Jakarta, Sabtu (6/12/2014).
Kasus dimaksud adalah miras oplosan di Kabupaten Garut yang menewaskan sebanyak 17 orang dan di Sumedang menewaskan 10 orang. Leni adalah politisi asal dapil Jawa Barat IV yang mencakup Kab/Kota Sukabumi. Menurutnya, ada dua juta orang meninggal akibat miras oplosan.
"Sekali lagi ini darurat miras. Akan banyak korban anak-anak kita akibat miras ini," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, lantaran menenggak minuman keras oplosan tiga orang warga Kramat Jati harus berakhir di liang kubur. Ketiga orang tersebut diketahui pengojek yang sering mangkal di Jalan Jembatan 1 Bale Kambang, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Informasi yang dikumpulkan ketiga orang tersebut diketahui bernama Andi (25), Irwan (45) dan Indra (32). Mereka meninggal di Rumah Sakit Pasar Rebo setelah kesakitan meminum miras oplosan. Ketiganya diketahui melakukan pesta miras dua hari lalu. Selang beberapa hari kemudian nyawa Andi tak berhasil diselamatkan, kemudian disusul oleh kedua rekannya Irwan dan Indra yang tewas hari ini.
Kandungan miras oplosan diketahui memiliki campuran bahan kimia berupa spiritus yang dioplos dengan minuman keras sejenis cap tikus. Ketiga orang itu diketahui membeli minuman keras tersebut di warung kelontong samping Rindam tak jauh dari SMK 22.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Pasar Rebo Kompol Didik Haryadi mengakui ada informasi tersebut. Namun dia membantah jika lokus lidik kejadian berada di wilayahnya.
"Informasi begitu, tetapi bukan di wilayah Pasar Rebo. Sejauh ini kami belum menerima laporan orang tewas akibat miras," kata Didik.
Didik menjelaskan lokasi warung penjual miras tersebut berada di perbatasan. Ia pun telah meminta anak buahnya untuk mencari informasi.
"Informasi dari anak buah saya di lapangan tokonya berada di perbatasan Kramat Jati dan Pasar Rebo," tuturnya.
Dikatakan Didik saat didatangi anggota warung tersebut sudah porak-poranda diamuk massa. Ia pun tak mengetahui siapa perusak warung tersebut.
"Kemungkinan oleh warga sudah digerebek, setelah kita periksa anggota saya hanya mendapati beberapa jiriken kosong dan pemilik warung sudah tidak ada di lokasi," katanya.