TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Merah Putih (KMP) kembali dikabarkan mengalami perpecahan. Masalah tersebut muncul diantara internal KMP dalam menyikapi sejumlah persoalan termasuk perppu pilkada.
"KMP tinggal menunggu waktu karena tidak ada ikatan yang solid, saya sependapat tapi KMP ini lahir pasca pilpres dan kekalahan Prabowo, isinya hampir sama dengan pendukung Prabowo di Pilpres 2014 kemarin," kata Politisi Golkar Misbakhun dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Menurut Misbakhun ikatan KMP tidak secara ideologis. Posisi KMP sebagai penyeimbang menjadi ambigu dalam politik.
"Oposisi tidak dikenal dalam presidensil dan kita semua tahu. Kapan KMP bubar Desmon (Ketua DPP Gerindra) punya prediksi sendiri. Saya berharap parlemen yang kuat dan penyeimbang yang kuat akan memperkaya demokrasi kita," ungkapnya.
Sementara Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa menyinggung permasalahan Perppu Pilkada. Menurutnya, persoalan perppu bukanlah masalah ideologis Demokrat.
"Pilkada tak langsung adalah giringan pemerintah dimasa SBY. situasi hari ini saya sudah membayangkan sejak awal. kalau pilkada langsung, 2016 ada sejumlah pilkada, KMP bubar, KMP mimpi-mimpinya sudah lain. Apa Golkar mau berbagi sebagai partai dominan?" ujar Desmon.
Ia mencontokan di mana Gerindra selalu mengalah dalam posisi pimpinan alat kelengkapan dewan di DPR/MPR. "Yang sering ngotot Golkar dan PAN. Pak Prabowo untuk menyenangkan teman koalisinya memberikan jatah anaknya," ujarnya.
Jika Golkar akan memillih bergabung dengan pemerintah, maka Gerindra tetap memilih berbeda. "Kalau ada orang yang mendukung kepentingan politik pemerintah. KMP esensinya berada di luar pemerintahan," katanya.
"Kalau gagasannya sudah tidak begitu lagi, ya sudah biarkan saja. Yang penting taat azas hukum tidak ada tandingan-tandingan, dan kompromi-kompromi yang tidak masuk akal," ujar Desmon.