Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menilai berlebihan jika kapal asing yang membantu evakuasi dan pencarian jenazah dan pesawat AirAsia QZ8501 membawa misi intelijen.
Ia meminta semua pihak tidak terlalu mengkhawatirkan keterlibatan kapal- kapal militer asing ke wilayah Indonesia. Apalagi tujuan mereka untuk misi kemanusian membantu pencarian dan evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501.
"Itu kekhawatiran yang terlalu berlebihan, menjurus fitnah. Yang penting orang menolong kita dan kita harus mengapresiasi dan menghargai dan berterima kasih. Sehingga orang yang kena musibah bisa cepat tertolong," ujar Hendro di Istana Negara, Senin (5/1/2015).
Menurutnya, di zaman super canggih tak bisa cukup menurunkan kapal-kapal perang untuk mencari informasi keamanan Indonesia. Informasi keamanan satu negara bisa lewat satelit, dan peralatan teknologi canggih lainnya.
Hendro meminta semua pihak berpikir positif terhadap bantuan asing untuk mengevakuasi dan menemukan AirAsia QZ8501. "Kalau kita menghalangi orang untuk membantu bangsa kita yang sedang kena musibah, kita berdosa," tegas Hendro.
Sebelumnya diberitakan, seluruh aktivitas kapal dan pesawat asing yang terlibat dalam operasi pencarian dan evakuasi pesawat milik maskapai swasta yang berbasis di Malaysia itu, hilang kontak di Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
"Seluruh armada asing yang ikut dalam operasi Air Asia kita awasi ,” kata Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkopsau) I , Marsekal Muda Agus Dwi Putranto, Minggu (4/1/2015) malam.
Agus memaparkan, semua pergerakan baik kapal maupun helikopter dan pesawat negara asing yang ada di lokasi pencarian AirAsia dalam pengawasan intelijen TNI. “Mereka hanya diperbolehkan beraktivitas di area yang telah ditentukan,” tegasnya.
Sejumlah negara mengirimkan armada militer untuk membantu pencarian AirAsia. Bantuan asing datang dari tujuh negara yakni Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Korea Selatan, Australia dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.