Laporan Wartawan Tribun Sumsel Kharisma Tri Saputra
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Suasana Sabtu (3/1/2015) pagi di rumah pilot pesawat AirAsia QZ8501, Kapten Pilot Iriyanto, sama seperti biasanya.
Tak ada yang berubah, televisi tetap menyala dan burung berkicau di halaman di rumah yang terletak di Jalan Pondok Jati, Sidoarjo, Jawa Timur.
Orang mungkin tak menduga, pemilik bungalow dua lantai tersebut terlibat dalam kecelakaan pesawat yang menghebohkan.
Dilansir dari Asiaone, kesan seperti ini memang disengaja untuk kepentingan seorang anak 10 tahun yang merupakan putra dari Kapten Iriyanto, yakni Galih.
"Sampai saat ini, ia masih belum tahu apa yang terjadi dengan ayahnya. Kita belum merencanakan memberitahunya sampai tubuh ayahnya ditemukan," ujar Wahyu Budi Bornomo, adik ipar dari pilot Iriyanto.
Wahyu mengatakan, Galih biasanya akan bertanya tentang ayahnya kalau dia tidak melihatnya di rumah.
"Ia akan bertanya apakah papa ada di rumah, jika tidak melihatnya ia menganggap ayahnya sedang terbang ke suatu tempat," tuturnya.
Anak penggemar video game ini akan tetap dibuat sibuk di rumah, meskipun sering bertanya mengenai kerumunan orang yang berdoa di rumah semenjak pesawat AirAsia hilang.
"Dia adalah seorang gamer yang menghabiskan waktunya di lantai atas. Ia memang bertanya-tanya tentang orang yang datang, tetapi tidak pernah ingin tahu," ungkapnya.
Ketika The Star mengunjungi rumah Kapten Iriyanto, istrinya Ida menolak untuk diwawancara.
"Maaf ya, nanti saja. Saya tidak mau berbicara," ujar Ida sembari kembali ke rumah.
Dibalut kaos dan celana pendek, anak perempuan Kapten Iriyanto, Ninis (25) terlihat keluar masuk rumah mengerjaka tugas rumah.
Wahyu mengatakan, Kapten Iriyanto merupakan suami dan ayah yang penuh kasih sayang juga peduli dengan tetangga.
"Dia akan dirindukan oleh semua orang," jelas Wahyu.
Tidak terlalu lama setelah itu, Galih yang masih dalam balutan piyama Mickey Mouse turun dari kamarnya untuk mencari kakaknya.
"Senyum untuk kamera!"tutur Ninis saat fotografer The Star memotret Galih.