TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan lamanya menemukan kotak hitam lantaran keterbatasan teknologi alat detektor. Keterbatasan tersebut terletak dalam dalam cakupan wilayah.
"Coverage alat terbatas tidak mungkin kita tempatkan dalam satu wilayah, langsung tertangkap, tidak semudah dan secanggih itu, perlu waktu, dan alat sudah kita turunkan sejak tiga hari lalu " ujar Soelistyo di kantornya, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Selain itu menurut Soelistyo sinyal yang dikeluarkan kotak hitam hanya bisa didengar atau ditangkap oleh alat yang bernama Pinger Locator Beacon. Sinyal yang dapat menguak keberadaan kotak hitam tersebut, tidak dapat didengar langsung oleh manusia.
"Saya pastikan yang dapat mendengar itu adalah alat, kalau manusia bisa mendengar sudah sejak kemarin kotak hitam ditemukan," katanya.
Pernyataan Soelistyo tersebut menanggapi banyaknya pihak yang mengklaim mendengar bunyi sinyal dari kotak hitam. Salah satunya adalah TNI. Sementara itu Pinger Locator tersebut hanya berada di Kapal Geo Suvei, Cres onyx, dan Jadayat.