Arman menggaris bawahi Narkoba jenis LSD atau Smile yang mereka sita. Dia berujar, sebenarnya narkotika ini pernah booming di kalangan pengguna Indonesia tahun 90an. Namun saat itu, zat LSD tersedia dalam bentuk cairan.
Kali ini, temuan pasukannya mengindikasikan zat yang sama namun dalam bentuk yang berbeda.
"Dulu cairan sekarang dalam bentuk kertas sebesar perangko. Tinggal sobek dari bungkusnya lalu simpan di lidah, nanti meleleh," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Senin (11/11/2013).
Dirinya menambahkan, Smile yang menjadi favorit para pengguna di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat ini memberikan dampak yang amat merugikan bagi penggunanya. Selain tentu saja kesehatan terganggu hingga dapat menyebabkan kematian, perekonomian penggunanya juga dalam ancaman.
Menurut Arman, harga Smile tergolong mahal sehingga bisa membobol keungan penggunanya yang terlanjur ketagihan. Tanpa menyebutkan nominal rupiah yang bisa ditukar untuk mendapatkan Smile, ia berujar, kepolisian akan menghentikan laju masuknya Smile dan dua jenis Narkoba lainnya yang sudah disita.
"Seluruh tersangka sekarang sudah diamankan dan akan kami kembangkan untuk menangkap dan menghentikan masuknya Narkoba ini," lanjutnya.
Arman menambahkan, LSD itu didapat dari seorang kurir bernama Hany Michelle yang merupakan ibu rumah tangga. Hany ditangkap di halaman LP Cipinang, Jakarta Timur dengan barang bukti narkoba jenis sabu dan empat lembar LSD. (wahyu aji/kompas.com)