TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pria mulai menghampiri gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/1/2015) pagi.
Fijar syah (29) warga Cileduk, Tanggerang ini datang dengan bermodalkan sarung tangan warna ungu. Benda tersebut dikatakannya sebagai simbol benalu-benalu korupsi harus dibersihkan.
Pria yang bekerja sebaga wiraswasta ini tampak berdiri di depan gedung KPK. Ia mengaku, mendapat informasi bahwa akan ada aksi mendukung KPK long march dari depan lembaga antikorupsi itu ke Mabes Polri.
"Saya masyarakat sipil datang sendiri tanpa paksaan," katanya kepada wartawan di lokasi.
Ia beralasan, KPK harus di dukung sepenuhnya demi membumihanguskan para koruptor di dunia ini.
Fijar mengaku kaget setelah membaca berita, bahwa Komisioner KPK Bambang Widjojanto ditangkap oleh Bareskrim Polri, Jumat (23/1) kemarin.
Menurutnya, penangkapan mantan pengacara itu berkaitan dengan penetapan tersangka Komjen Pol Budi Gunawan yang diduga ada indikasi rekening gendut.
"Saya baca media saya terpukul pak Bambang ditangkap. Saya sedih dan terkejut," ujarnya.
"Pak Bambang adalah pria yang baik. Ukuran baiknya saya melihat dari berita beliau paling vokal soal pemberantasan antikorupsi. Secara pribadi saya tak kenal pak BW. Cuma saya baca media massa, saya sebagai pemuda bangsa ingin berpartisipasi kecil, mendukung KPK yang mau dihancurkan," ujarnya.
Ubai seorang mahasiswa IISIP Jakarta juga datang membawa sarung tangan yang sudah terisi di kantong belakang celananya. Pria asal Cempaka Putih, Jakarta Pusat itu mengaku datang demi memberikan dukungannya kepada lembaga yang berslogan Jujur, Adil, dan Bersih itu.
Menurutnya, ada upaya-upaya dari pihak luar untuk melemahkan lembaga independen itu.
"Saya datang membawa sarung tangan untuk mendukung KPK. Jelas kami peduli KPK. Ini kriminalisasi untuk melemahkan KPK. Ini tragedi yang terulang terus," ucapnya.