TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Politik Arbi Sanit menyebutkan banyaknya konflik membuat Presiden Joko Widodo diterpa berbagai masalah.
Salah satu konflik yang kini menjadi masalah yakni pertemuan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dengan petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurutnya, ada tiga level konflik yang kini membuat Jokowi jadi banyak masalah. Yakni konflik pribadi, konflik golongan dan konflik institusi. Konflik pribadi di antaranya pencalonan Kapolri dengan Ketua KPK serta antara Sekjen PDIP dengan Ketua KPK.
"Saya pikir dia (Samad--red) berharap juga jadi calon, kenapa dia masuk ruang politik? Dia kan yudikatif," kata Arbi kepada wartawan, Kamis (29/1/2015).
Sementara yang kedua ialah konflik antar golongan, yakni antara politisi dan non politisi. "Ini dasar lemahnya jadi pemimpin, Jokowi tidak punya partai, dia diusung," tambahnya.
Ketiga konflik konstitusi, yakni antara Presiden dengan DPR yang menyangkut sistem pemerintah. Selama 10 tahun presidensial setelah pemilu jadi parlementer kini Jokowi dikuasai parlemen.
"Presiden nggak punya power, salah satu andalan hanya blusukan ke rakyat. Ini yang jadi problema, dia (Jokowi) tidak punya partai sebagai sumber kekuatan. Kekuatannya ada tapi di dunia maya," tegasnya.