TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelumpuhan Komisi Pemberatansan Korupsi (KPK) dan senangnya para koruptor, atas perseteruan KPK versus Polri tergambar jelas pada lukisan karya para petani asal Batang, Jawa Tengah.
Pantauan Tribunnews.com, kain putih berukuran panjang lima meter dan lebar satu meter dilukis oleh para petani dengan gambar cicak, buaya, dan tikus berkepala babi yang mengenakan dasi.
Dalam lukisan tersebut, bertuliskan "Omah Tani Batang, Save KPK" namun pada gambar tikus berdasi terlihat senang dan betuliskan "xixixi pada berantem sendiri".
Lukisan dan tulisan sindiran tersebut merupakan curahan hati para petani Batang untuk mendukung KPK. Menurut pimpinan rombongan, Handoko Wibodo, para petani yang hadir di KPK sebanyak 200 orang yang mayoritas perempuan.
Selain melukis, para petani juga bernyanyi Kidung Rahayu yang biasa dinyanyikan Wali Song. Nyanyian ini pun memiliki makna untuk menangkal segala marabahaya yang dihadapi KPK.
"Kalau gangguan dari barat akan kembali ke barat, begitu pun kalau dari selatan maka akan kembali ke selatan," ucap Handoko di gedung KPK, Minggu (8/2/2015).
Handoko pun berharap perseteruan antara KPK dan Kapolri segera berakhir dan kembali fokus bekerja dalam memberantas korupsi. "KPK-Polri terus berantem, koruptor senang," katanya.