TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dalam watku dekat, Presiden Jokowi rencannya akan mengganti Kepala Badan Intelijen (BIN) yang saat ini masih dijabat oleh Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman. Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menilai, posisi Kepala BIN memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga pertahanan, keamanan dan stabilitas negara
"Dalam hal ini presiden memiliki hak prerogatif penuh dalam menentukan siapa yang akan duduk sebagai Kepala BIN yang baru. Saya yakin semua pihak akan menghormati hak prerogatif tersebut dan hal ini tidak akan menimbulkan polemik di publik," harap Charles, Kamis (26/2/2015).
"Tentunya presiden akan memilih orang yang berkualitas, loyal dan punya visi yang sama dengan presiden Jokowi mengenai masa depan bangsa," kata Charles yakin.
Beberapa nama kini sudah beredar untuk mengisi posisi kepala BIN. Dua politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira dan Mayjen Purnawirawan TNI Tubagus Hasanuddin masuk dalam bursa calon termsuk peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti.
Nama lainnya, mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi, mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali, serta mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin.