News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Harus Berikan Teguran Keras Australia dan Selandia Baru Terkait Penyadapan

Penulis: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP Partai Hanura Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si yang kerap disapa Nuning Kertopati

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik diminta tidak emosional terkait isu penyadapan yang dilakukan Australia dan Selandia Baru sebelum adanya fakta terkait hal tersebut. Demikian dikatakan Pengamat Intelijen Susaningtyas Kertopati ketika dikonfirmasi, Senin (9/3/2015).

"Sekalipun melanggar berbagai konvensi internasional, aksi sadap-menyadap atau spionase yang kini ramai dibahas di dunia internasional sejatinya hal yang jamak saja. Spionase dan kontra-spionase, intelijen dan kontra-intelijen, terjadi di mana-mana," kata perempuan yang akrab dipanggil Nuning itu.

Ia menuturkan hampir semua negara, bahkan organisasi swasta dan bisnis, memiliki kegiatan intelijen untuk berbagai kepentingan. Penyadapan yang dalam kegiatan intelijen disebut sebagai pengumpulan bahan keterangan dilakukan untuk mendapatkan informasi.

"Meskipun demikian kita harus memberi teguran keras kepada kedua negara tersebut agar tak ganggu kedaulatan negara kita dengan masuk keranah pencurian informasi melalui penyadapan itu," ujarnya.

Mengenai 'Five Eyes', Nuning mengatakan kelompok tersebut merupakan klub ekslusif intelejen yang terdiri dari lima negara yakni AS, Australia, Inggris, Kanada dan Selandia Baru.

Kesepakatan yang mengatur intelijen kelima negara ini untuk tidak saling memata-matai. Namun saling bekerja sama dalam memata-matai negara lain. Klub eksklusif ini bermula dari kerjasama rahasia AS dan Inggris dalam Perang Dunia II yang dikenal dengan nama BRUSA.

Setelah perang usai, di tahun 1946 nama klub ini berubah menjadi UKUSA, dengan target Uni Soviet beserta negara-negara satelitnya di Eropa Timur.

Namun setelah Kanada bergabung di tahun 1948 dan Australia serta Selandia Baru di tahun 1956, nama klub ini berubah menjadi “Five Eyes” dengan target global," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel.

Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden yang nantinya akan diungkap WikiLeaks.

Salah satu hasil sadap yang akan dibuka oleh WikiLeaks adalah percakapan Jokowi dengan beberapa pihak saat pilpres 2014. Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan Kamis (5/3) di Selandia Baru.

Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerja sama dengan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia dan Pasifik Selatan.

Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakukan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.

Masih menurut dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap satelit komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data panggilan telepon, email, pesan media sosial dan metadata. Data-data sadapan itu lantas dibagi bersama jaringan “Five Eyes” atau jaringan spionase “Lima Mata”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini