News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyadapan

Selandia Baru Tidak Pantas Sadap Indonesia

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta mengirimkan nota protes kepada Selandia Baru. Hal itu terkait dengan kabar adanya penyadapan yang dilakukan negara tersebut kepada pejabat Indonesia.

"Kirim nota protes ke Selandia Baru via dubes disini bahwa yang dilakukan Selandia Baru tidak pantas sebagai negara tetangga yang semestinya menegakkan prinsip "good neighborhood policy,"‎ kata Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais melalui pesan singkat, Senin (9/3/2015).

Ia menegaskan setiap negara punya kedaulatan informasi yang tidak boleh diretas oleh negara lain. ‎Jika penyadapan oleh negara lain ini terjadi, kata Hanafi, maka sebenarnya ini sudah menjadi bagian dari cyber war‎. "Ini harga mati," kata Politisi PAN itu.

Ia mengingatkan bila pemerintah tidak mengirim nota protes maka akan ditafsirkan penyadapan tersebut diperbolehkan.

Diberitakan sebelumnya, percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel.

Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden yang nantinya akan diungkap WikiLeaks.

Salah satu hasil sadap yang akan dibuka oleh WikiLeaks adalah percakapan Jokowi dengan beberapa pihak saat pilpres 2014. Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan Kamis (5/3) di Selandia Baru.

Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerja sama dengan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia dan Pasifik Selatan.

Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakukan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.

Masih menurut dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap satelit komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data panggilan telepon, email, pesan media sosial dan metadata. Data-data sadapan itu lantas dibagi bersama jaringan “Five Eyes” atau jaringan spionase “Lima Mata”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini