TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus muda PDIP Banyu Biru Djarot berupaya menampilkan wajah partainya semakin akrab dengan kalangan remaja.
Melalui Komunitas Banteng Muda (KBM), Banyu ingin PDIP dengan ideologi Soekarnoismenya tetap diterima dan semakin berkembang di kalangan remaja.
Menurut Banyu, selama sepuluh tahun PDIP di luar pemerintahan membuat banyak kalangan muda menjadi kurang mengenal secara mendalam partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu. banyak generasi muda yang kurang mengenal secara benar tentang PDIP.
Karenanya, KBM yang didirikan pada 15 Desember 2014 lalu berupaya menjadi jembatan antara PDIP dengan anak-anak muda yang peduli politik bagi Indonesia ke depan.
“Karena itu saya dan kawan-kawan mendirikan KBM sebagai organisasi masyarakat non-sayap partai yang berfungsi sebagai jembatan untuk mengenal PDIP lebih dalam,” kata Banyu saat peresmian Rumah Komunitas Banteng Muda di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Putra seniman kondang Eross Djarot itu menambahkan, KBM diisi oleh anak-anak muda termasuk yang pada pemilu presiden lalu menjadi Relawan Salam 2 Jari.
Banyu menegaskan, KBM juga dilatari oleh semangat Trisakti yang selalu disuarakan Megawati maupun kalangan Soekarnois.
Namun, lanjut Banyu, KBM sebagai organisasi yang berisikan anak-anak muda memang dituntut bersikap kreatif. Menurutnya, dengan membumikan Pancasila dan Trisakti di kalangan muda, KBM tetap mengusung nilai-nilai luhur universal yang disesuaikan dengan kearifan lokal tentang kemanusiaan.
Karenanya, Banyu menyodorkan konsep Trijiwa KBM dengan tetap mengusung Trisakti dan Pancasila. Sila-sila dalam Trijiwa KBM adalah kemanusiaan, kreativitas dan kebaikan. “Kami salurkan melalui perjuangan kreatif yang out of the box, yang berani tampil beda, berani menjadi pelopor, namun dengan cara yang baik dan benar,” tandas ketua umum KBM itu.
Untuk itu, KBM memang terbuka bagi siapa saja yang hendak bergabung. Menurut Banyu, seseorang bisa menjadi bagian dari KBM Tanpa harus memiliki kartu tanda anggota (KTA).
Banyu mengaku optimistis dengan KBM. Sejumlah politikus ternama pun ikut mendukungnya membidani KBM. Misalnya, ada nama Puan Maharani sebagai dewan pelindung. Ada pula nama pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan wakilnya, EricoSotarduga sebagai dewan pembina. Sedangkan di jajaran dewan penasihat KBM ada nama putra sulung Megawati, M Rizki Pratama. “Mas Pratama baru kali ini turun gunung (ke politik, red),” ucap Banyu.
Selain itu, politikus di luar PDIP pun ikut mendukung KBM. Misalnya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, hingga Menteri Sosoal Khofifah Indarparawansa.
“Petinggi parpol seperti Pak Agung Laksono (Golkar, red), Djan Faridz (PPP) dan banyak lagi yang memberi dukungan positif kepada KBM. Ini adalah amanah yang dengan mengucap basmallah akan kami jalankan,” pungkasnya.
Sejumlah tokoh nasional menghadiri peresmian rumah Komunitas Banteng Muda (KBM).
Tokoh itu diantaranya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketum PKPI Sutiyoso alias Bang Yos, kemudian Hendarman Supandji selaku Gubernur Lemhanas, Eros Djarot, Magaran Pardede Walikota Jakarta Pusat, Dian Ekawati anggota HIPMI, serta sejumlah tokoh lainnya.
Mereka langsung menuju ke ruang acara dan mengisi testimoni di papan yang telah disediakan panitia. "KBN adalah tempat candra dimukanya pemimpin-pemimpin bangsa masa depan." demikian bunyi testimoni Bang Yos.
Pada kesempatan ini, dipresentasi website Komunitas Banteng Muda (KBM).
Sementara itu, Eros Djarot menilai, Banteng Muda ini posisinya harus jelas dalam gerakan dan kerja nyata. Roh dan jiwanya tak boleh hilang dan harus melawan tiga hal. Pertama kebodohan sebagai musuh pertama. Kedua harus pantang menyerah, dan ketiga jangan pernah berkhianat, teritama pada cita-cita refolusi bangsa.
"Biasanya kalau pemuda kumpul rebutan pacar, kapan ngetop, dan raja klaim. Tiga hal ini jangan sampai terjadi," kata Eros Djarot.
Pada kesempatan sama, Sutiyoso mengatakan, KBM adalah tempat berkumpulnya calon pemimpin bangsa. Rakyat harus bisa berpikir jernih.
"Saya datang dengan anak saya yang ada di barisan muda PKB. Bekerja dan jangan khianati orang tua," kata Bang Yos.
"Saya meyakini komunitas ini akan terus bergerak, bukan karena pencarian jati diri, tapi karena ideologi. Dengan kemanusiaan tadi, mampu mendengar jeritan kesusahan rakyat. Kami harap, dengan kesadaran ideologi dan karakter progresif maka kbm akan jadi penggerak perubahan bangsa," tandas Hasto.