TIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tak lain Ketua Komisi I DPR --memidangi masalah pertahanan, keamanan dan politik luar negeri -- Mahfudz Siddiq mengungkap, tak sulit mengidentifikasi siapa saja mereka yang memberikan dukungan kepada kelompok yang disebut kelompok militan Negara Islam atau ISIS. Tanpa menyebutkan nama, Mahfudz menegaskan, mereka yang dimaksud hanya berganti baju saja, mendukung kelompok tersebut.
"Menurut saya ISIS sebagai oranisasi tanzhim, sebenaranya tak ada di Indonesia.Yang ada adalah orang-orang atau mereka-mereka yang mengidentifkasikan diri dengan ISIS. Dan interaksi mereka mereka berjalan, berkomunikasi dengan para aktivis ISIS di Timur Tengah dan di beberapa negara lain," ujar Mahfudz Siddiq dalam perbincangan dengan tribunnews.com, Sabtu (21/3/2015).
"Jadi, mereka yang mengaku bagian dari ISIS, termasuk yang mulai bergabung, sebenarnya adalah para aktor lama, orang-orang lama. BNPT, BIN maupun Densus 88 sebenarnya sudah bisa melakukan mapping terhadap mereka," lanjutnya.
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur termasuk wilayah Sumatera khususnya di Provinsi Lampung, menjadi tempat bagi orang-orang lama yang dimaksud, dalam merekrut orang baru yang ingin bergabung dengan ISIS. Namun, Mahfudz yakin, kelompok ini takkan mendapatkan dukungan dari dalam negeri.
"Bahkan, cara perjuangan ISIS juga tidak mendapatkan dukungan dari para kelompok radikal di luar negeri. Kelompok Al-Qaeda misalnya, bahkan sudah menarik dukungan bagi ISIS karena tak sukda dengan cara perjuangan yang dilakukan," jelasnya
Di Indonesia, ungkap Mahfudz mereka yang ia sebut orang lama dan menyatakan diri sebagai pendukung ISIS mengembangkan jaringannya, dengan cara berkomunikasi melalui cyber media. Termasuk, memanfaatkan ekspos media yang begitu luas. "Dalam berkomunikasi, mereka kerap menyampaikan informasi-informasi rahasia," Mahfudz menegaskan.
BNP, BIN maupun kepolisian, katanya lagi, sangat mudah melacak mereka untuk mencegah agar tidak menjadi berkembang di Indonesia. "Saya tegaskan, di Indonesia ISIS itu bukan mahluk baru, tapi hanya pakai baju baru saja sehingga dalam menangani mereka, hanya tinggal melanjutkan yang sudah dilakukan sebelumnya, tak perlu dengan proyek baru," kata Mahfudz.
"Orang-orang lama atua aktor lama itu adalah jaringan lama, mereka yang selama ini bergabung dalam kelompok radikal yang selama ini sudah ada. Apakah mereka yang terlibat dengan aksi pemboman , atau mereka yang terkait dengan kelompok Posos atau mereka yang sebelumnya sudah tumbuh subur di era Orde Baru," kata Mahfudz lagi.