TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti terorisme yang kini juga meneliti jaringan ISIS di tanah air, Ridlwan Habib mengungkap, ada empat kelompok pergerakan ISIS di tanah air. Kelompok pertama berasal dari jamaah Amanium atau anggota kelompok pengajian Ustaz Aman Abdurahman. Meski Ustaz Aman hingga kini menghuni Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, ia memiliki jamaah yang terus bertambah jumlahnya.
Ustaz Aman adalah terpidana kasus terorisme terkait Bom Cimanggis tahun 2003 dan kasus terorisme di Aceh tahun 2010. Jamaah Amanium hingga kini terus bertambah karena kader Ustaz Aman terus bergerak aktif.
"Ustaz Aman itu sangat terkenal di kelompoknya. Ia bukan veteran perang Afghanistan. Ia malah belum pernah terjun berperang di Timur Tengah. Ia begitu terkenal karena sangat jago bahasa Arab. Ia bisa menerjemahkan bahasa-bahasa arab yang sulit ke dalam bahasa Indonesia yang sangat mudah dipahami sehingga ajarannya banyak disukai jamaahnya," terang Ridlwan.
Kelompok kedua yakni berasal eks pengikut Darul Islam di tanah air atau NII. Sedangkan kelompok ketiga adalah pengikut Ustaz Abu Bakar Baasyir. Pengikut Baasyir ini kerap dijuluki Jamaah Islamiah (JI) yang selama ini di tanah air dikenal karena aktif melakukan gerakan terorisme.
Baasyir telah berbaiat ke ISIS ketika ia menghuni Lapas di Nusakambangan. "Di Nusakambangan ada Ustaz Aman juga yang lebih dulu berbaiat ke ISIS," lanjut Ridlwan.
Kelompok terakhir adalah Forum Aktifis Syariat Islam (FAKSI) yang dipimpin M Fahri. Fahri kini telah ditangkap Densus 88.
Kelompok M Fahri ini bergerak melalui dunia maya. "Mereka mencekoki orang dengan paham ISIS melalui facebook, sosial media dan situs-situs yang didirikan Fahri bersama kelompoknya. Targetnya adalah anak muda yang sedang senang-senangnya belajar agama," terang Ridlwan.