TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penumpang gelap pesawat Garuda Indonesia Mario Steven Ambarita mengaku sudah mempelajari cara menyusup ke dalam roda pesawat selama satu tahun.
Mario dalam pengakuan interogasinya sudah mempelajari situasi di beberapa bandara udara.
"Mengaku bahwa punya keinginan menyusup pesawat mempelajari lebih dari 1 tahun," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo di kantor Kementerian Perhubungan, Rabu (8/4/2015).
Suprasetyo mengungkapkan bulan lalu, Mario pernah mencoba menyusup ke bandara Kualanamu, Medan. Namun hasilnya gagal akibat keamanan yang ketat di bandara tersebut.
"Mario pernah coba masuk bandara Kualanamu tapi sisi keamanan sangat ketat," ungkap Suprasetyo.
Suprasetyo memaparkan untuk bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Mario hanya butuh waktu untuk mempelajari sistem keamanannya selama satu minggu.
Mario pun sudah mengingat penerbangan apa saja yang berangkat menuju Jakarta.
"Mario pelajari Sultan Syarif Kasim II, dia pelajari 7 hari untuk masuk ke dalam sisi landasan udara," kata Suprasetyo.
Suprasetyo menambahkan alasan utama Mario memilih Garuda Indonesia, karena maskapai perusahaan BUMN itu adalah yang terbaik.
"Targetnya bisa masuk ke pesawat Garuda, Batik, Citilink. Diutamakan Garuda karena yang bersangkutan menilai itu yang terbaik," jelas Suprasetyo.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Mario nekat menumpang roda pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menuju bandara Soekarno Hatta Jakarta. Tujuan Mario datang ke ibukota untuk bertemu presiden Joko Widodo dan menuntut agar diangkat menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.