TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak seperti biasanya, kantor Administrator Otoritas Bandara (Otban) Wilayah I di kawasan Bandara Soekarno, Cengkareng tampak ramai pada Selasa (7/4/2015) malam. Namun, titik pusat keramaian terletak di depan ruang screening kantor tersebut, tempat Mario Steven Ambarita diinapkan.
Ada 15 petugas dari Otban, Gapura Angkasa, PT Angkasa Pura II hingga seorang marinir berjaga-jaga di depan ruangan tempat tidur pelaku penyusupan ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta.
"Yang jaga banyak banget. Ada 15-an orang yang jaga. Ada marinir satu orang. Tapi, saya lihat nggak ada yang bawa senjata. Hehehe..," ujar seorang petugas di lokasi.
Menurutnya, penjagaan itu tidak lah berlebihan mengingat Mario baru saja melakukan aksi nekat dan berani mempertaruhkan nyawanya. "Dia naik ke roda pesawat dan terbang sampai ke sini aja berani. Yah, penjaga itu untuk antisipasi saja," tuturnya.
Meski sempat mengalami kekurangan oksigen, mengeluarkan darah dari telinga kiri dan beberapa bagian tubuh membiru, kondisi kesehatan Mario telah membaik pasca-mendapatkan perawatan medis di bandara. Bahkan, ia sudah bisa diajak komunikasi dan dimintai keterangan oleh petugas Otban.
"Tadi, dia juga sempat ngobrol-ngobrol sebentar sebelum tidur sama petugas yang jaga," terangnya.
Diketahui, Mario baru saja ikut dalam penerbangan panjang selama 1 jam 10 menit dengan bersembunyi di roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta dengan ketinggian 30 ribu-34 ribu kaki, suhu udara 0 derajat dan tekanan udara rendah.
Selain bagian tubuh membiru, telinga kiri mengeluarkan darah dan beberapa bagian tubuh lecet-lecet, Mario juga sempat mengalami kekurangan oksigen dan dehidrasi.
Kini, kasus Mario ditangani oleh penyidik PNS Otban Wilayah I karena kejadian tersebut terjadi di dalam kawasan landasan bandara.