VIDEO Dukungan Jokowi: Sukses di Pilkada Jawa Tengah, Kurang Berpengaruh di Jakarta
Di Pilkada Jateng, endorse Jokowi tampaknya manjur alias berhasil. Sayangnya, di Pilkada Jakarta, Jokowi effect kurang mempan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Pilkada 2024, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) terlibat aktif dalam mendukung sejumlah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Kali ini, fokus perhatian tertuju pada Pilkada Jawa Tengah (Jateng) dan Pilkada Jakarta, di mana Jokowi terang-terangan mempromosikan pasangan calon yang diinginkannya.
Di Pilkada Jateng, endorse Jokowi tampaknya manjur alias berhasil.
Pasalnya, pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin, untuk sementara unggul dalam quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Sayangnya, di Pilkada Jakarta, Jokowi effect kurang mempan. Melihat dari hasil quick count, suara Ridwan Kamil-Suswono tertinggal dari Pramono Anung-Rano Karno.
Sukses di Jawa Tengah: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul Sementara
Pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 telah selesai digelar pada Rabu (27/11/2024).
Namun, hasil hitung suara secara manual atau real count oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru dimulai pada Kamis (28/11/2024) dan selesai pada 16 Desember 2024 mendatang.
Di saat yang bersamaan, berbagai lembaga survei merilis hasil hitung cepat atau quick count terkait raihan suara di Pilkada 2024.
Berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, di Pilkada Jawa Tengah pasangan cagub-cawagub nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diendorse Jokowi unggul dengan perolehan 59,30 persen.
Saat momen kampanye Jokowi sempat mendampingi Ahmad Luthfi berkampanye di Klaten, Jawa Tengah.
Sementara itu pasangan cagub-cawagub Pilkada Jateng nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi berdasarkan quick count Litbang Kompas hanya meraih 40,70 persen suara.
Peneliti Litbang Kompas, Mega Endarto menyatakan faktor Jokowi begitu signifikan di Jawa Tengah baik yang masih bimbang atau swing voter.
Sehinga Ketika Jokowi datang, membuat para pemilih bimbang mudah untuk pindah pilihan.