TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait nuklir, sebagai energi alternatif untuk pembangunan pembangkit listrik.
Kegiatan sosialisi ini, melalui akan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mini non komersial di Serpong, Tangerang Selatan.
"Ini cara bentuk sosialisasi kita bahwa PLTN itu aman dan efisien," kata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, dalam diskusi energi kita di Jakarta, Minggu (12/4/2015).
Di tempat yang sama Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Muhammad Nasir menambahkan, pemerintah sebelumnya melakukan sosialisasi ke masyarakat akan PLTN melalui pemberitaan dan datang ke lokasi-lokasi potensial untuk dibangun PLTN.
Tetapi, sekarang kita mengenalkan bentuknya dan menjelaskan PLTN. "Masyarakat Indonesia kan tidak percaya kalau tidak melihat bentuknya. Mereka takut seperti di Fukushima (bencana nuklir di Jepang). Makanya kita bentuk nanti seperti pariwisata elektronik di Serpong," tutur Nasir.
Diketahui, untuk mewujudkan hal itu, perlu biaya sekira Rp1,6 triliun dengan jangka waktu pembangunan lima tahun. Pembangunan tersebut dirasa penting karena sejalan dengan amanat UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Sesuai UU tersebut, Indonesia harus sudah memiliki PLTN pada 2019.