News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosialisasi Nuklir, Batan Bangun PLTN Mini Di Serpong

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan melakukan penanganan korban dengan penjagaan ketat petugas bersenjata laras panjang dari Yon Zipur 3/Siliwangi saat digelar Geladi Lapangan Nasional 2013 Penanggulangan Kecelakaan Transportasi Sumber Radioaktif di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (5/9/2013). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dengan melibatkan instansi dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Polrestabes Bandung, Unit Identifikasi dan Gegana Brimob Polda Jabar, Yon Zipur 3/Siliwangi, Kompi Nubika Pusat, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, RS Hasan Sadikin dan RS Borromeus, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung itu bertujuan menguji kemampuan kekuatan nasional dalam memastikan sikap tanggap terhadap kecelakaan radiasi yang dapat hadir setiap saat. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait nuklir, sebagai energi alternatif untuk pembangunan pembangkit listrik.

Kegiatan sosialisi ini, melalui akan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mini non komersial di Serpong, Tangerang Selatan.

"Ini cara bentuk sosialisasi kita bahwa PLTN itu aman dan efisien," kata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, dalam diskusi energi kita di Jakarta, Minggu (12/4/2015).

Di tempat yang sama Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Muhammad Nasir menambahkan, pemerintah sebelumnya melakukan sosialisasi ke masyarakat akan PLTN melalui pemberitaan dan datang ke lokasi-lokasi potensial untuk dibangun PLTN.

Tetapi, sekarang kita mengenalkan bentuknya dan menjelaskan PLTN. "Masyarakat Indonesia kan tidak percaya kalau tidak melihat bentuknya. Mereka takut seperti di Fukushima (bencana nuklir di Jepang). Makanya kita bentuk nanti seperti pariwisata elektronik di Serpong," tutur Nasir.

Diketahui, untuk mewujudkan hal itu, perlu biaya sekira Rp1,6 triliun dengan jangka waktu pembangunan lima tahun. Pembangunan tersebut dirasa penting karena sejalan dengan amanat UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Sesuai UU tersebut, Indonesia harus sudah memiliki PLTN pada 2019.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini