Tribunnews.com, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago mengatakan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 meningkatkan solidaritas dan kerjasama diantara negara Selatan-selatan.
"Meningkatkan solidaritas dan kerjasana diantara negara selatan. Kita teman dan sahabat," ungkap Andrinof, ujarnya dalam pidato rangkaian pembukaan peringatan KAA ke 60 di JCC, Jakarta Pusat, Minggu (19/4/2015).
Dijelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan kerjasama ekonomi sejak KAA 1956.
Kerjasama negara selatan-selatan dan triangular ini digunakan sebagai model untuk meningkatkan kerjasama.
"Komitmen kami 2015-2019 RPJMN, bappenas akan memastikan rencana dan alokasi program untuk memperkuat kerjasama pembangunan dengan negara di selatan," jelasnya.
Pada pagelaran Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang akan dimulai esok, Minggu (19/4), di Jakarta, Presiden Joko Widodo diagendakan melayani permintaan bilateral, dari sekitar 20an kepala negara yang menghadir konferensi tersebut.
Menteri Luar Negri, Retno L.P. Marsudi kepada wartawan usai menemani Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla memantau persiapan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (18/4/2015), mengatakan pihaknya hingga kini masih terus menyempurnakan jadwal Presiden, agar seluruh permintaan bilateral dapat dipenuhi.
"Sekarang kita sedang susun jadwal presiden untuk menerima pertemuan bilateral," katanya.
Negara-negara yang mengajukan permintaan pertemuan bilateral antara lain adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Swazilan, Jordania, Burnei, Thailand dan Singapura. Selain itu pada 21 Aprilmendatang, Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, diagendakan bertemu Joko Widodo, dalam rangka kunjungan kenegaraan.
"Semua (pertemuan bilateral) dilakukan di sini (JCC), jadi pertemuan bilateral akan dilakukan di sela-sela persidangan," jelasnya.
Salah satu alasan seluruh pertemuan digelar di JCC, adalah karena Indonesia merupakan tuan rumah, maka Presiden Jokowi pun secara otomatis menjabat sebagai pimpinan setiap sidang dalam konfrensi tersebut.
Kata Retno tidak semua delegasi adalah kepala negara. Untuk negara yang mengirimkan Wakil Presiden ataupun Wakil Perdana Menteri, juga banyak yang mengajukan pertemuan dengan Jusuf Kalla. Selain itu pertemuan bilateral sesama menteri juga banyak dilayangkan, termasuk sesama Menlu.
Saya juga banyak sekali diminta untuk melakukan pertemuan bilateral. Semua (pertemuan itu) akan kita lakukan secara paralel, karena secara waktu akan terbatas sekali," tandasnya.