News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konferensi Asia Afrika

PDIP: Pidato Jokowi Angkat Martabat dan Kepeloporan Bangsa Indonesia

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di Bandara Merauke, Papua, Jumat (20/3/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai pidato Presiden Jokowi yang menggelorakan kembali solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika sangat tepat dan menyentuh persoalan fundamental saat ini yakni ketidak-adilan di bidang ekonomi.

"Ajakan Indonesia untuk menjawab ketidakadilan dan ketidakseimbangan dunia, termasuk bagaimana memelopori tatanan dunia baru dengan melakukan reformasi struktural lembaga keuangan global, sangat relevan dan perlu mendapat dukungan semua pihak," kata Hasto, di Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Menurut Hasto, pidato Presiden Jokowi tersebut sekaligus menegaskan benang merah kesejarahan kepemimpinan Indonesia sejak KAA, Gerakan Non Blok, dan Conferences of The New Emerging Forces (Conefo) yang dirintis Bung Karno.

"Semangat itulah yang PDIP rasakan. Kini momentum politik kita, untuk mengkonsolidasikan seluruh kekuatan politik agar Indonesia secepatnya menyelesaikan berbagai persoalan internal kita," ujarnya.

Hasto mengungkapkan, Indonesia yang secara geostrategis berada diantara dua benua dan dua samudra, memiliki tugas sejarah untuk memainkan peran sentralnya di dalam tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan.

Karena itu, PDIP mendukung sepenuhnya terhadap kebijakan Presiden Jokowi tersebut.

"Pada 60 tahun peringatan KAA membuka kembali sejarah kepeloporan Indonesia di dinia international. Ini menjadi momentum memulihkan rasa percaya diri dan martabat sebagai bangsa," tukasnya.

PDIP, lanjut Hasto, juga berharap agar peringatan KAA tersebut tidak hanya menegaskan tanggung jawab sebagai bangsa untuk membangun persaudaraan dunia.

Karenanya, agenda reformasi arsitektur keuangan dunia yang lebih berkeadilan diharapkan lebih kongkrit dirumuskan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini