TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Wakil Kepala Polri menuai kritikan keras. Salah satunya datang dari Koordinator Kontras Haris Azhar menilai institusi kepolisian berada pada ujung mara bahaya.
"Jadi cukup bahaya kalau dia jadi pemimpin di Polri. Karena polri ini institusi yang penting bagi demokrasi di Indonesia," kata Haris kepada wartawan di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2015).
"Kalau dipimpin dengan orang yang menyalahgunaan kekuasannya mau jadi apa penegakan hukum di negeri ini," ujarnya.
Dia menuturkan, ketika BG gagal menjadi Kapolri para loyalisnya di Mabes dianggap melakukan pemidanaan seolah dipaksakan terhadap pimpinan-pimpinan KPK.
Sedangkan terkait dengan kasus hukum BG, Haris mengatakan pihak polri hanya menggunakan argumentasi bahwa kasus hukum yang menimpa BG seolah sudah selesai.
Menurutnya, hal tersebut bagian dari rekayasa demi memuluskan pencalonan jenderal bintang tiga itu. Sehinga kata dia, KPK diperlemah berikut memidanakan para komisionernya lalu kasus BG dibersihkan.
Kemudian berujung dengan muncul nama BG untuk menjadi Wakapolri.
"Kan aneh. Justru kami melihat bahwa proses hukum itu sendiri bagian sangat direkasaya," ujar Haris.
Dia menilai, jabatan-jabatan BG yang lebih rendah dari wakapolri saja dianggap sudah menggunakan kekuasaannya dengan tindakan-tindakan yang diduga sebagai pelanggaran hukum.
"Mulai dugaan menerima uang gratifikasi hingga rekening gendut," katanya.