TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebulatan anggota sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) dalam memilih nama Komjen Budi Gunawan sebagai Wakil Kepala Polri lebih dipertimbangkan kepada kelebihan yang dimiliki Budi.
Mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu dianggap memiliki kelebihan yang mampu membawa Polri lebih baik.
"Dia konseptor yang baik, pintar, mempunyai wawasan yang luas. Jaringan dia juga luas. Diplomasi dia itu soal jaringannya juga ya," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti ketika berbincang santai dengan wartawan di ruangannya, kompleks Mabes Polri pada Kamis (23/4/2015).
"Kita (Polisi) kalau enggak ada jaringan, enggak ada dukungan masyarakat, ya susah. Itulah yang kita manfaatkan dari dia," lanjut Badrodin.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda sebanyak empak kali tersebut mengatakan bahwa proses sidang Wanjakti yang terdiri dari delapan perwira tinggi Polri itu berjalan lancar.
Masing-masing pati diminta memberi masukan soal siapa yang menjadi Wakapolri, entah kelebihan atau kekurangan.
"Masukan-masukan itu kita pertimbangkan, semua dibahas. Akhirnya keputusannya bulat, Pak BG," ujar Badrodin.
Salah satu yang dibahas adalah perkara dugaan tindak pidana gratifikasi yang menjerat Budi di KPK dan berkas perkaranya kini ditangani oleh Bareskrim Polri.
Namun, segala hal negatif tersebut lagi-lagi mentah ketika diputuskan siapa Wakapolri yang pas mendampingi Badrodin.
"Jadi memandang orang itu jangan dilihat dari kelemahannya saja, tapi dilihat kelebihan dan kekurangannya, jadi seimbang," ujar dia.(Fabian Januarius Kuwado)