TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritik DPR yang akan segera membangun gedung baru pada 16 Agustus 2015 mendatang.
Peneliti Formappi Lucius Karus menilai, pembangunan gedung baru tersebut membuktikan DPR hanya mementingkan kepentingannya sendiri, bukan kepentingan rakyat.
"Setya Novanto (Ketua DPR) menganggap DPR itu lahan proyek," kata Lucius saat dihubungi, Sabtu (25/4/2015).
Padahal, lanjut Lucius, setelah melewati tiga masa sidang, prestasi DPR belum banyak terlihat. Dalam kondisi tersebut, pembangunan gedung baru tidak pantas untuk dilakukan.
"Yang penting itu kerjanya, bukan ruang kerjanya," ucap Lucius.
"Rencana DPR ini bagaimana bumi dengan langit, antara rencana itu dan kinerja mereka," katanya.
Dalam pidato penutupan masa sidang III tahun sidang 2014/2015, Ketua DPR RI, Setya Novanto mengungkapkan rencana pembangunan gedung baru DPR.
Presiden Joko Widodo telah menyetujui dan akan menghadiri seremoni peletakkan batu pertama pembangunan gedung tersebut pada 16 Agustus 2015.
Setya mengatakan, pembangunan gedung baru ini diharapkan akan menjadi ikon nasional serta memperkuat peran representasi DPR RI dengan maksud mendekatkan wakil rakyat dengan konstituennya.
Pembangunan gedung baru diawali dengan pembentukan tim kerja pembangunan perpustakaan, museum, pusat penelitian, dan ruang kerja anggota serta tenaga ahli DPR RI.
DPR berpandangan bahwa pembangunan ikon nasional ini akan menjadi warisan bangsa, karena setelah 70 tahun Indonesia merdeka dan 17 tahun reformasi, lembaga legislatif belum pernah dibangun secara mandiri.(Ihsanuddin)