“Apapun yang namanya kekerasan di agama Islam, sangat diharamkan. Begitu juga di halaman lain tidak akan ada yang mengajarkan kekerasan di Indonesia," ujarnya.
Islam menurut Amirsyah dinilai sebagai agama yang bisa menjunjung tinggi kebersamaan, kerukunan dan saling menghormati antaragama lain.
"Tidak ada kekerasan dalam Islam," katanya.
Pria kelahiran Padang-Gala-Gala, 27 Mei 1963 yang mendapat gelar pascasarjana dan doktor dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan bahwa kekerasan yang menggunakan kedok agama ini bisa terjadi karena adanya berbagai macam ketimpangan yang terjadi.
“Selama ini hal itu terjadi karena masalah adanya kesenjangan sosial yang terjadi di negaranya dan bahkan dari umat agama itu sendiri
karena pengetahuan mereka tentang agamanya juga kurang. Jadi mereka seolah-olah dari agama itu yang mengajarkan kekerasan, padahal bukan. Hal itu tidak boleh terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Semuanya harus rukun dan saling menghormati antar sesama,” ujar pria yang juga Wakil Sekjen MUI Pusat ini.
“Kalau hal itu terjadi tentunya akan sangat berbahaya. Bisa terjadi perang saudara seperti yang terjadi di Palestina, Afghanistan dan
bahkan saat ini yang terjadi di Irak dan Suriah yang selama ini dikenal dengan ISIS. Saya berharap hal itu jangan sampai terjadi di
negeri kita ini karena itu ancaman bersama,”tambahnya.
Untuk itu pria yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen DPP Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) ini meminta agar segala macam bentuk kekerasan yang menggunakan kedok agama ini harus diperangi, karena dapat membawa dampak buruk dalam kehidupan masyarakat dan negara, seperti ia mencontohkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Jadi kekerasan yang membawa-bawa nama agama itu harus diperangi bersama, karena di agama kita (islam) tidak pernah diajarkan untuk melakukan kekerasan,” ujarnya.