Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali "diubrak-abrik" Bareskrim Mabes Polri.
Termutakhir, Penyidik KPK, Novel Baswedan, mendadak ditangkap aparat Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri di kediaman pribadinya, Jumat (1/5/2015) dini hari.
Ia ditangkap karena terjerat kasus penganiayaan pencuri sarang burung walet, saat Novel masih menjadi anggota Polri di Bengkulu.
Meski ditangkap karena diduga terlibat kasus kriminal, masyarakat banyak menilai aksi Bareskrim tersebut masih dalam rangkaian "balas dendam" terhadap KPK.
Komentar bernada negatif terhadap penangkapan tersebut, setidaknya beredar luas di linimasa media jejaring sosial Twitter, sejak Jumat pagi.
Bahkan, tak jarang netizen yang terang-terangan meminta Presiden RI Joko Widodo mencopot Kabareskrim Komisaris Jenderal Budi Waseso karena nekat menangkap penyidik KPK.
Karena banyak diperbincangkan, tak pelak, hingga Jumat sore ini, tagar Novel Baswedan dan Budi Waseso masuk dalam 10 besar topik terpopuler Twitter.
Satu kritik tajam netizen tersebut, seperti yang dilontarkan Seniman cum aktivis Ratna Sarumpaet.
"Ajarin tuh Budi Waseso pilih kata/bahasa tubuh/nada suara spy TAK TERLALU TAMPAK kalau POLRI @DivHumasPolri sdng b'usaha runtuhkan @KPK_RI," tulisnya melalui akun @RatnaSpaet.
"Dendam BW dan BG msh akan berlanjut," tulis netizen berakun @Riau_Perantau.
"Novel bukan dewa, kata Budi Waseso yg juga bukan dewa. Yawis, sama sama bukan dewa mbokya jangan kelahi. Malu sama Ahmad Dhani," kicau akun @montytiwa.
Sementara akun @TolakBigotRI meminta Presiden RI Joko Widodo mengikuti nasihat sesepuh Muhammadyah Buya Syafii Maarif untuk mencopot Komjen Budi Waseso.
"Pak Presiden dengarkanlah nasehat Buya Syafii. Copot Budi Waseso di Kabareskrim sekarang juga!! #CopotBuWas," kicaunya.