News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Romo Benny Percaya Perhatian Masyarakat Sengaja Dialihkan Melalui Isu Prostitusi

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Cawapres, Solahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Solah (kiri), Tokoh Agama sekaligus Pelopor Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Benny Susetyo atau yang akrab dipanggil Romo Benny, bersama Sekretaris Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Goeltom, dalam diskusi Presiden Diabaikan: Saatnya Reformasi Total Kepolisian Untuk Selamatkan Demokrasi, di gedung PGI, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015).

TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat tiba-tiba perhatiannya tersita oleh isu prostitusi, mulai dari prostitusi online hingga soal artis yang tertangkap basah menjajakan dirinya dengan harga yang luar biasa. Padahal masih banyak isu-isu yang lebih penting, yang menjadi agak terlupakan oleh isu prostitusi itu.

Tokoh agama sekaligus pelopor Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Romo Benny Susetyo atau yang akrab dipanggil Romo Benny, mengaku curiga isu prostitusi sengaja dihembuskan pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian masyarakat.

"khalayak digiring oleh isu-isu tertentu sehingga khalayak tidak melihat isu utama, skarang isu lama seperti korupsi, pemerintah bersih, itu hilang, Orang-orang sekarang sibuk mengurus moral pribadi," kata Romo Benny kepada wartawan di kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015).

Isu prostitusi ini menyita perhatian masyarakat salah satunya setelah Deudeuh Alfi Syahri alias Empi (26), yang diketahui berprofesi sebagai pekerja seks, diketemukan tewas di kamar kost nya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada 11 April lalu. Empi dibunuh oleh kliennya sendiri.

Masyarakat kembali disita perhatiannya, setelah petugas Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat lalu (8/5), berhasil mengamankan seorang artis berinisial AA, dan sang mucikari yang berinisial RD. AA diketahui menjajakan tubuhnya dengan tarif mulai dari Rp 80 juta hingga Rp 200 juta.

Romo Benny enggan menyebut siapa yang ia curigai telah mengalihkan isu tersebut. Namun ia menghimbau media massa agar kedepannya lebih cerdas dalam menentukan isu-isu untuk diperhatikan oleh masyarakat, dan jeli melihat penggiringan opini.

"Jangan media digiring pada isu yang tidak jelas," ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia masih mengkhawatirkan, terutama soal penegakan hukum. Kata dia pemberantasan korupsi seharusnya masih dijadikan agenda utama, pasalnya Indonesia sulit maju bila permasalahan tersebut belum dituntaskan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini