Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah harus bertindak tegas membendung maraknya prostitusi, demikian ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siraj.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Said itu, pengungkapan sindikat prostitusi kelas atas yang berhasil diungkap jajaran Polres Jakarta Selatan menunjukkan prostitusi kelas atas sangat mengerikan.
"Perzinahan tidak akan bisa dihilangkan sama sekali sepanjang sejarah manusia, tapi bisa diminimalisir," ujar Kang Said di gedung PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (14/5/2015).
Kang Said mengusullkan pemerintah dapat memantau satu persatu situs yang bisa diakses dari Indonesia untuk mempersempit ruang gerak para penjaja prostitusi dunia maya.
Dalam kesempatan itu Kang Said mengimbau seluruh umat Islam di Indonesia untuk mau bekerjasama dalam membangun Indonesia yang bermartabat dan berbudaya.
"Indonesia bermoral apalagi keberagaman agama Islam. Di mana Islamnya kalau terkenal di mana-mana prostitusi online maraknya. Nah, jadi hilang kan kribedilitasnya," jelas Kang Said.
Prostitusi kini menyita perhatian masyarakat setelah Deudeuh Alfi Syahri alias Empi (26), pekerja seks komersial diketemukan tewas di kamar kos nya di tangan pelanggannya. Jenazahnya ditemukan 11 April lalu.
Empi diketahui menawarkan jasanya melalui media sosial. Ia dibunuh oleh kliennya sendiri, Muhammad Prio Santoso atau Rio Santoso yang pertama kali mengakses Empi melalui media sosial.
Belakangan heboh prostitusi kelas atas karena melibatkan artis artis berinisial AA yang ditangkap bersama mucikarinya RA di salah satu hotel mewah di Jakarta Selatan, 8 Mei lalu. Diketahui AA bertarif antara Rp 80 - 200 juta.