TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah informasi dua anggotanya disandera oleh kelompok kriminal bersenjata di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.
Moeldoko menjelaskan kedua prajurit tersebut sedang pergi ke suatu tempat bersama warga menggunakan perahu motor.
Di tengah jalan, mereka bertemu dengan beberapa kelompok kriminal bersenjata.
"Ketika (kelompok bersenjata) disuruh naik, dua (prajurit TNI) ini loncat ke sungai," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Moeldoko kembali membantah jika ada informasi bahwa dua prajurit TNI tersebut masih disandera dan dalam kondisi tidak bernyawa.
Moeldoko mengatakan, informasi yang ia terima terkait nasib kedua prajurit TNI yang melompat ke sungai tersebut kini sudah ditemukan.
"Tidak. Sudah dicari dan Alhamdulillah itu sudah ketemu. Jadi ceritanya seperti itu," kata Moeldoko.
Diberitakan sebelumnya, dua anggota TNI dan satu guru diduga disandera oleh kelompok kriminal bersenjata di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.
Informasi tersebut diterima pada hari ini, Rabu (27/5/2015). Dua anggota TNI yang diduga disandera yaitu Serda Lery dari Koramil Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider yang bertugas di Pos Komopa.
Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Fransen Siahaan mengakui bahwa dua prajurit TNI yang bertugas di Enarotali disandera kelompok bersenjata, Selasa (26/5/2015) malam.
Bahkan Siahaan mengatakan pihaknya sempat menghubungi kelompok bersenjata melalui kelompok bersenjata dan mendapat jawaban bahwa kedua anggota TNI mendapat penyiksaan.
"Kedua anggota TNI sudah dimasak," kata Siahaan.