Oleh: Ingki Rinaldi dan Edna C Pattisina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompetisi menembak Australian Army Skill at Arms Meeting yang berlangsung di Puckapunyal, Victoria, Australia, berakhir pada 23 Mei lalu. Kontingen Indonesia yang diwakili tim TNI AD menjadi juara dengan memboyong 30 medali emas dari 50 medali emas yang diperebutkan.
Kebanggaan membuncah di dada sebagian besar orang Indonesia.
Pembicaraan tentang kemenangan telak atas kontingen dari negara lain, seperti Australia dan Amerika Serikat, yang relatif mengejutkan itu menjadi buah bibir.
Sebagian membicarakan para petembak yang turut serta. Sebagian lagi membincangkan tentang senjata-senjata buatan PT Pindad yang pabriknya berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan dipergunakan para petembak Indonesia dalam kompetisi itu.
Pembicaraan itu bahkan terus bergema jauh setelah kompetisi usai. Hingga Jumat (5/6), pembicaraan tentang hal itu juga terus bergema di linimasa media sosial seperti Twitter.
Layanan aplikasi Topsy mencatat, sebanyak 1.925 kali kata "Pindad" dipergunakan dalam satu hari terakhir sejak sebelum Jumat pagi pukul 09.16 WIB.
Sejumlah kebanggaan yang dituliskan itu seperti dilakukan Herman Y Widyantoro dengan akun @herman_y_w yang mengatakan, "Terima kasih buat PINDAD untuk mendali emasnya, tapi ingat jangan cepat puas terus berkembang Indonesia".
Sementara pengguna akun @GRStengah2x45 menulis, "Dan senjata TNI AD yg mempecundangi senjata2 canggih milik negeri Paman Sam dan tanah The Soceroos itu buatan Pindad Malang Indonesia".
Andi Afriansyah yang memakai akun @afrijayaps menulis, "Barat cm hebat di Film" saat menanggapi tautan berita @KompasTV yang berjudul "Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara".
Adapun Pura Krisnamurti dengan akun @rasjawa menulis dengan nada humor, "Pokoknya kalo senjata Pindad belum ada di game Counter-Strike GO nya Steam, berarti belum diakui dunia". Itu dilakukannya untuk menanggapi tautan berita @KompasTV dengan judul "Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara".
Disepelekan negara lain
Harian Kompas pada edisi 31 Mei 2015 telah melaporkan bagaimana TNI AD telah disepelekan sejak awal oleh negara-negara maju di kompetisi itu. Padahal, TNI AD sudah sejak tahun 2008 hingga 2014 membawa nama Indonesia meraih juara umum di lomba menembak Australian Army Skill at Arms Meeting. Tetap saja Indonesia dipandang sebelah mata oleh negara-negara maju pada kompetisi tahun ini.
Hasilnya, pada 2015, predikat itu kembali diraih dengan telak oleh Indonesia yang meraih 30 emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Juara kedua, tuan rumah Australia, hanya meraih 5 emas, US Marine 4 emas, dan Inggris 3 emas. Total ada 50 emas diperebutkan dalam pertandingan sebelas hari pada Mei 2015.