TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Swadaya Masyarakat Imparsial menyayangkan pengajuan nama Letnan Jenderal (letjen) Purnawirawan TNI Sutiyoso sebagai kepala BIN oleh presiden Joko Widodo untuk menggantikan Letjen Purn TNI Marciano Norman.
Menurut lembaga tersebut penunjukan Sutiyoso merupakan sebuah kemunduran.
"Ini sebuah kemunduran, karena Sutiyoso merupakan Angkatan Akmil 1968 menggantikan Kepala BIN sekarang, Marciano Norman yang merupakan angkatan 1978, Jokowi sekarang mengoleksi orang kuno kuno ini, seharusnya kalau Norman 78 harus mencari yang angkatan 1980 atau lainnya," ujar direktur eksekutif Imparsial, Poengky Indiarti, di kantornya, Jalan Tebet Utara IIC nomor 25, Jakarta Selatan, Kamis, (11/6/2015).
Menurut Poengky masih banyak nama nama lain yang lebih segar, baik yang berlatar belakang militer maupun sipil. Nama-nama tersebut tidak terlibat politik praktis dan fokus pada permasalahan keamanan negara.
"Ada nama yang Latar belakangnya TNI, teman teman wartawan lebih tahu, dan ada dari akademisi yang concern pada masalah keamanan, Rizal Sukma," katanya.
Selain itu, menurut Poengky sebaiknya Jokowi menunjuk orang yang selama ini telah berkecimpung dalam dunia Intelijen. Selama ini regenerasi di BIN, kurang baik karena setiap pergantian tidak pernah berasal dari dalam organisasi.
"BIN ini lembaga yang sangat vital, lembaga yang harus dijaga kesehatan organisasinya, harusnya ada orang dalam BIN yang dicalonkan, bukan dari luar lagi," katanya.