Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi menyinggung banyaknya kepala daerah dan menteri yang lahir dari dunia maya. Akibatnya, mereka terlihat gagap saat menjalankan kinerjanya di dunia nyata.
"APBN lima tahun tidak terserap, hanya untuk belanja rutin, kalau untuk stimulus ekonomi enggak jalan. Kenapa begitu, menteri dan kepala daerah 90 persen tidak menyerap APBNP, lahir di dari dunia maya," kata Adhie dalam diskusi "Siapa Hambat Program Jokowi" di Cikini, Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Ia mencontohkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Anies Baswedan yang sangat populer di dunia maya. Nyatanya, kata Adhie, Anies tidak bisa mengurus UN. Pejabat juga seperti khawatir dengan kinerja KPK.
"Nanti yang disalahkan KPK, dijadikan hantu buatan mereka sendiri. Meningkatkan infrastruktur takut KPK, akhirnya dana dari APBD dibelikan SUN (Surat Utang Negara), jadi dia amal. Karena menjadi gagap, kalau pemimpin organisasi mereka menjadi lebih paham," tutur Juru Bicara Presiden era Gus Dur itu.
Kemudian Adhie menyinggung Menteri PANRb Yuddy Chrisnandi yang juga lahir dari dunia maya. Yudddy melarang pejabat rapat di Hotel. Tetapi Presiden Jokowi malah membuat pertemuan di Hotel. Kemudian Politisi Hanura itu melarang pejabat mengundang orang diatas 400 orang. Namun Presiden Jokowi menyebar 4000 undangan untuk pernikahan anaknya.
Contoh lainnya, Menpora Imam Nahrawi yang membekukan PSSI. "Jadi menteri sekarang lebih gampang, melakukan kesalahan enggak masalah. Imam Naheawi salah enggak masalah, apalagi yang benar," tuturnya.
Sedangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga mengeluarkan kebijakan membakar perahu yang melakukan pecurian ikan. Tetapi tidak melakukan program pembangunan nelayan.
"Susi main bakar ini penting dunia maya enggak masalah. Membangun nelayan enggak ngerti, karena dunia nyata," ujarnya.