TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- REKTOR Institut pertanian Bogor, Herry Suhardiyanto mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Festival Bunga dan Buah Nusantara 2015 pada tanggal 16-18 Oktober mendatang.
"Kami mengundang beliau untuk hadir dalam pembukaan festival bunga dan buah nusantara 2015. Ini dalam rangka untuk menggelorakan semangat cinta dan konsumsi buah lokal. Seperti diketahui kita masih impor buah untuk saya kira paling besar, jeruk, durian, pisang pun masih impor," ungkap REKTOR IPB usai bertemu Presiden, Di kompleks Istana Negara jakarta, Rabu (24/6/2015).
Dia Jelaskan, Festival bunga dan buah nusantara ini terdiri dari beberapa kegiatan. "Ada exponya, investment and business forum, karnaval yang diikuti 10 ribu peserta dan 25-an mobil hias keliling Bogor untuk menggelorakan semangat cinta buah lokal," tuturnya.
Dalam pertemuan itu pula, Presiden Jokowi mendukung gagasan untuk mengembangkan buah lokal dan mengurangi buah impor. Untuk itu, Presiden mendorong Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat proyek percontohan pembudidayaan dan pengembangan buah lokal Nusantara.
“Dalam penelitian IPB, setidaknya ada 12 jenis buah lokal yang bisa menggantikan dominasi buah impor. Tanaman buah lokal ini bisa dikembangkan di berbagai daerah, yang masing-masing bisa berbeda satu sama lain,” kata Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, menyampaikan hasil pertemuan antara Rektor IPB Herry Suhardiyanto dengan Presiden Jokowi, di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Adapun buah-buah yang nantinya akan dibudidaya adalah jeruk, durian, pepaya, pisang, melon, semangka, manggis, nanas, alpukat, rambutan, dan salak. “Tanaman buah lokal ini bisa dikembangkan di berbagai daerah, yang masing-masing bisa berbeda satu sama lain,” kata Teten dalam siaran persnya Rabu (24/6) malam.
Teten menyebutkan, pengembangan buah lokal itu harus dilakukan dalam skala kebun, bukan skala rumah tangga. “Setiap kebun buah membutuhkan lahan antara 30 hingga 50 hektar,” terang Teten mengutip pertemuan Presiden Jokowi dengan Rektor IPB itu.
Kalau program ini dilaksanakan secara masif, Rektor IPB meyakini pada tahun 2025 Indonesia bisa menjadi produsen buah tropika terbesar di Asia.
Untuk itu, Presiden menyanggupi untuk mendorong setiap pemerintah daerah berlomba mengembangkan buah lokal ini. Sementara Rektor IPB menyatakan siap untuk menyediakan bibit dan teknologinya.