TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) yang ke-20 di Honiara, Kepuluaun Solomon, yang diselenggarakan pada 24-26 Juni 2015 kemarin telah meningkatkan status Indonesia dari Observer menjadi Associate Member. Sebelumnya, Indonesia menjadi observer pada KTT MSG ke-18 di Fiji, Maret 2011.
"Sebagai associate member, Indonesia berkomitmen untuk terus mempromosikan kerja sama yang erat dan konkrit dengan MSG untuk menggali potensi dan mengatasi tantangan pembangunan bersama," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M. Fachir dalam keterangannya, Senin (29/6/2015).
Menurutnya, peningkatan status Indonesia di MSG merupakan upaya untuk memperat kerja sama dengan negara negara di Pasifik. Selain letak geografis strategis yang berdekatan dengan kawasan Pasifik, Indonesia adalah rumah bagi 11 Juta Masyarakat Melanesian yang berada di 5 Provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur. Fokus Indonesia ke kawasan Pasifik juga tercermin dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke PNG di bulan Mei lalu serta kunjungan Retno Marsudi ke PNG, Solomon Island dan Fiji sebagai kunjungan kerja pertama yang dilakukan setelah dilantik sebagai Menlu RI.
Menurut, Fachir, ndonesia dan negara negara MSG yang menghadapi tantangan pembangunan yang sama seperti rawan terhadap bencana alam dan perubahan iklim, harus dihadapi bersama. Karena itu, sebagai associate member MSG, Indonesia akan dapat bekerja sama lebih erat dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan bagi negara kepulauan.
Selain itu, ungkapp mantan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi itu, keuntungan meningkatnya status Indonesia di MSG juga akan meningkatkan kerjasama konkret dengan negara anggota MSG.
Sebagai catatan, nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara MSG yang saat ini mencapai US$ 260 juta akan dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, kerjasama teknis di berbagai bidang yang selama ini berjalan, seperti di sektor perikanan, handicraft making, seni dan budaya, serta diplomasi juga akan terus dipererat. Apalagi, hingga Mei 2015 lalu, Indonesia telah melakukan kerjasama teknis untuk peningkatan kapasitas dengan negara anggota MSG sebanyak 130 program yang diikuti oleh 583 peserta.
Untuk diketahui, selain menghadiri konferensi, Wamenlu RI juga mengadakan berbagai pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan tersebut, antara lain dengan Perdana Menteri dan Menlu Fiji, Perdana Menteri dan Menlu Papua Nugini, Menlu Kepulauan Solomon, serta pejabat dari Vanuatu sebagai upaya pendekatan konkrit terkait implementasi kerja sama dalam konteks MSG ke depan.
MSG sendiri merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara yang berlatar belakang budaya Melanesia, yaitu Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan FLNKS dari Kaledonia Baru. Tujuan untuk mempromosikan dan memperkuat hubungan perdagangan antar anggota, pertukaran budaya Melanesia, serta kerja sama teknik guna mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, good governance, dan keamanan.
Sebagai informasi, negara anggota MSG juga direncanakan berpartisipasi dalam Melanesian Cultural Festival yang akan diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Oktober 2015 yang akan datang.