TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyinggung persoalan maritim Indonesia saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai Calon Panglima TNI di Komisi I DPR RI Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Gatot memastikan adanya pengembangan TNI untuk mendukung pembangunan poros maritim dunia.
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di daerah ekuator dengan garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia 95.181 km. Maka Indonesia memerlukan angkatan bersenjata yang mampu memantau setiap sudut penjuru nusantara, merespon setiap gejolak yang muncul dengan cepat serta mampu menghilangkan ancaman yang ada di tanah air," kata Gatot.
Menurut Gatot diperlukan penguatan matra angkatan laut dan angkatan udara untuk meujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Untuk itu tidak ada alternatf lain, kecuali fokus membangun kekuatan angkatan laut dan angkatan udara secara serentak dan sesegara mungkin agar mampu memantau dan mengawal serta nusantara dengan memiliki keunggulan udara maupun laut," ungkapnya.
Ia pun menyatakan pembangunan bersenjata diperlukan meskipun kondisi ekonomi lemah. "Pada kesempatan ini saya ingin mengatakan dibeberapa negara pembangunan dan pengembangan kekuatan militer diperlukan walaupun kondisi ekonomi lemah," ujarnya.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq lalu menyampaikan banyaknya pertanyaan seputar calon Panglima TNI ketika Presiden Jokowi menyampaikan surat pencalonan kepada DPR. Sebab, Presiden Jokowi mengajukan calon dari KSAD.
"Apakah punya visi kemaritiman, karena Jokowi fokus kemaritiman. Tetapi (Gatot) jusstru mengedepankan AU dan AL sebagai keniscayaan, ini menjawab sebagian pihak," kata Mahfudz.