News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabareskrim Bantah Usut Banyak Kasus Korupsi untuk Pencitraan

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabareskrim Komjen Budi Waseso (kedua kanan), dan Direktur Narkoba Polri Brigjen Anjan Pramuka (kanan) menunjukkan barang bukti berupa ganja saat gelar perkara di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Senin (11/5/2015). Mabes Polri berhasil mengungkap kasus ganja sebanyak 2,1 Ton yang merupakan hasil akumulasi penyidikan selama 3 bulan di Jakarta, Sumatera Selatan, dan Aceh. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bareskrim Polri, Komjen Polisi Budi Waseso, membantah banyak kasus dugaan korupsi yang ditangani saat ini adalah pencitraan semata, menjelang HUT ke-69 Bhayangkara Polri yang diperingati tiap 1 Juli.

"Saya bekerja bukan cari popularitas atau nilai positif. Tapi karena tanggung jawab dan kewajiban sebagai polisi. Apa yang saya lakukan ini bukti nyata saya bertanggung jawab atas tugas-tugas sebagai penyidik. Itu saja," ujar Budi di Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Di usia Polri sekarang, Budi berupaya membangun dan membangkitkan kembali semangat para penyidik Bareskrim untuk terus bekerja maraton mengungkap kasus-kasus temuan Bareskrim maupun laporan masyarakat.

"Kasus-kasus besar di Bareskrim bukan hanya semangat Kabareskrim, bukan karena Kabareskrim. Ini semangat semua penyidik. Kalau Kabareskrim semangat tapi penyidiknya tidak, bisa apa? Membangun semangat dan komitmen itu penting," tambah dia.

Saat ini penyidik Bareskrim sibuk menangani kasus besar. Kemarin, Budi mengatakan telah melibatkan 500 penyidik Bareskrim terbaik untuk mengusut sembilan kasus dugaan korupsi besar yang melibatkan pejabat negara.

Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, berbagai kasus korupsi yang menyeret nama orang-orang penting di antaranya korupsi proyek payment gateway di Kementerian Hukum dan HAM. Tersangka kasus ini adalah mantan Wamenkum HAM Denny Indrayana.

Lalu ada korupsi penjualan kondensat yang melibatkan PT TPPI serta SKK Migas. Tiga tersangka yaitu HW, RP, dan DH. ‎Beberapa mantan menteri diperiksa sebagai saksi kasus ini yakni mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani; mantan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro.

Selain itu, mantan Menteri BUMN yang juga mantan Dirut PLN Dahlan Iskan diperiksa sebagai saksi atas dua kasus berbeda‎, yakni dugaan korupsi cetak sawah BUMN di Ketapang, Kalimantan Barat dan kasus pengadaan BBM jenis high speed diesel (HSD) untuk PLN tahun 2010.

Bahkan dugaan korupsi di Pemda DKI tidak luput dari penyidikan Bareskrim. Dua kasus yang tengah ditangani yaitu korupsi pengadaan UPS di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dengan dua tersangka Zainal Soleman dan Alex Usman.

Ada juga kasus korupsi pengadaan Printer dan scanner di 25 sekolah di Suku Dinas Pendidikan Menengah DKI Jakarta Barat tahun anggaran 2014 dengan nilai proyek Rp 150 ‎miliar.

Dari dua kasus itu, berapa anggota DPRD DKI yang diperiksa yaitu Haji Lulung, Wanda Hamidah, dan beberapa anggota dewan lainnya yang waktu itu masuk dalam Komisi E yang membidangi pendidikan.

Kasus-kasus korupsi di daerah yang turut diungkap Bareskrim juga menyasar pengadaan alat kesehatan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam, Kepulauan Riau. Tersangka kasus ini adalah Drg Fadillah Ratna Dumilla.

Kasus korupsi pembangunan Stadion Utama Gedebage di Bandung, Jawa Barat tak luput dari penyidikan Bareskrim. Tersangka kasus ini adalah Yayat Ahmad Sudrajat. Beberapa saksi kasus ini yakni Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Kabid Tata Ruang dan Sarana, Proyek Manager PT Adhi Karya, dan lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini