TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letda Bayu Perdana berniat datang ke Jakarta untuk mengikuti kursus intensif Bahasa Inggris di kawasan Pondok Labun, Jakarta Selatan, selama tiga bulan.
Namun sayang, niat Bayu ingin mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan tersebut tak terwujud. Dirinya baru mengikuti tes persiapan pelatihan itu.
Kursus tersebut biasanya diikuti oleh anggota TNI yang berpangkat perwira maupun bintara guna meningkatkan kualitas mereka dalam berbahasa Inggris.
"Dia datang kursus Bahasa Inggirs. Kursus memang diikuti baik bintara maupun perwira," ujar Ubaidilah, ayah Bayu saat menerima Tribunnews.com di rumah duka, Jalan Tupolev, Blok K nomor 4, Komplek Skadron Halim, Jakarta Timur, Rabu (1/7/2015).
Saban hari, Bayu bertugas di Lanud Ranai, Natuna. Selain mengikuti kursus, Bayu sekaligus ingin menjenguk ayahnya yang tengah menderita penyakit penyempitan jantung.
Letda Bayu Perdana merupakan satu di antara ratusan korban meninggal dari pesawat Hercules buatan dari Amerika yang jatuh di pemukiman penduduk di Jalan Jamin Ginting, Medan Sumatera Utara Selasa (30/6/2015) kemarin siang.
Pesawat tersebut dipiloti oleh Kapten Penerbang Sandi Lemsana dari Skuadron 32 Abdul Rahman Saleh, Malang saat mengangkut logistik dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan, menuju Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.