TRIBUNNEWS.COM - Bukan dengan kembang api, Brigade Al-Qassam 'meriahkan' pergantian tahun baru 2025 dengan menembakkan roket ke arah musuh.
Targetnya yakni di pemukiman Netivot Israel.
Serangan sayap militer Hamas, ini membuat sirene di wilayah zionis tersebut meraung-raung.
Sirene terdengar di pemukiman Netivot Israel, yang terletak di Palestina selatan usai di pergantian tahun tahun baru.
Ini terjadi ketika rezim Israel melanjutkan perang genosida selama berbulan-bulan di Jalur Gaza, mengutip Al-Mayadeen.
Di mana kini telah memasuki hari ke-453.
Diketahui tepat setahun yang lalu pejuang Brigade al-Qassam menembakkan salvo roket ke daerah-daerah yang diduduki Israel tengah dan pemukiman kota.
Meskipun serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah yang terkepung, Perlawanan Gaza terus merugikan korban militer Israel.
Krisis di Israel: 600.000 Warga Tinggalkan Negara Buntut Perang
Perang dilaporkan telah membentuk masa depan Israel, dengan gelombang emigrasi besar-besaran dan kemampuan militer yang berkurang.
Ketika perang melawan Gaza dan Lebanon membentang hingga bulan kelima belas, Israel menghadapi krisis.
Baca juga: Lembaga HAM Euro-Med: Tentara Israel Paksa Suster RS Kamal Adwan Lepas Jilbab dan BajuĀ
Krisis tersebut tidak hanya di medan perang, namun juga di dalam perbatasannya sendiri, menurut laporan Al Jazeera.
Dalam laporan mereka, para penulis mengutip angka Otoritas Perumahan dan Imigrasi Israel, yang menyatakan bahwa 600.000 orang Israel telah meninggalkan negara itu sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
Hal itu menandai gelombang emigrasi terbesar sejak pembentukan Israel pada 1948.
Alasan emigrasi massal ini, mereka memiliki pendapat yang beragam.