TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dunia internasional dikabarkan menerima Islam Nusantara, sebuah gagasan yang kini dijadikan tema besar Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama pada 1 sampai 5 Agustus 2015 mendatang. Kabar gembira ini disyukuri Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Saya dengar PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sampai menggelar diskusi khusus tentang Islam Nusantara. Alhamdulillah, Islam Nusantara bisa diterima dunia internasional," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Situs VOA Indonesia melaporkan, PBB membahas diskusi wajah Islam moderat di Indonesia di markas besar mereka di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/7/2015) waktu setempat. Diskusi yang digagas perwakilan tetap Indonesia di PBB ini diikuti pemuka agama, pengamat, diplomat, serta tokoh masyarakat.
“Ini membanggakan,” lanjut Kiai Said.
Kiai Said meminta pihak-pihak yang terus mempertanyakan gagasan Islam Nusantara tak memperdebatkannya lagi. Ia memastikan Islam Nusantara bukan agama baru, bukan juga aliran baru. "Paling penting, Islam Nusantara tak akan mengajarkan seseorang menjadi radikal, tak mengajarkan permusuhan dan kebencian," tegas dia.
Dalam diskusi tentang Islam Nusantara di PBB, Dr James B Hoesterey dari Universitas Emory di Atlanta, Georgia, menganggap Islam Nusantara sebagai gagasan yang layak dicontoh oleh dunia internasional.
“Sebagai seorang antropolog yang sudah lama melakukan penelitian di Indonesia, saya senang bahwa dunia luar dan wakil-wakil serta duta besar dari negara masing-masing dapat mendengarkan sedikit lebih dalam mengenai Islam di Indonesia yang mungkin tidak sama dengan Islam di negara mereka, misalkan Arab Saudi. Kalau kita lihat ke depan, mungkin Indonesia bisa menjadi contoh,” kata Dr James.
Sementara Dr. Chiara Formichi, pakar sejarah Islam di Indonesia dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, mengatakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Islam di Indonesia. “Gagasan Islam Nusantara sangat erat dengan budaya dan sejarah Indonesia. Saya tidak tahu bisa diterapkan di negara lain atau tidak, tetapi yang jelas bisa menjadi contoh untuk mengerti mengapa seseorang memeluk Islam,” katanya.
Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan digelar di Jombang, Jawa Timur nanti akan dibuka Presiden Joko Widodo. Muktamar yang merupakan forum permusyawaratan tertinggi di Nahdlatul Ulama tersebut mengangkat tema ‘Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia.'