Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Djudjuren Sri Budi Shanty sekian peserta seleksi calon pimpinan KPK mengakui soal panitia seleksi tidaklah mudah. Soal tersebut sangat detail dan harus dijawab oleh capim KPK.
"Satu hal yang positif, mereka membuat soal memang detail. Kalau memang tidak siap, tidak bisa menjawab," kata Shanty kepada Tribunnews.com di kantor Pusdiklat Sekretariat Negara, Jakarta Selatan, Rabu (8/7/2015).
Dalam ujian tahap dua, pansel KPK memberikan soal-soal dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 70 butir. Menurut Shanty, dalam soal-soal tersebut turut ditanyakan pasal demi pasal yang perlu diketahui oleh calon pimpinan KPK.
"Jadi kalau memang tidak dibaca, susah jawabnya. Itu juga dikeluhkan teman-teman yang lain," tuturnya.
Sementara untuk ujian penulisan makalah, kata wanita yang memiliki gelar strata dua itu tidak sesulit dengan uji obyektifitas. Menurutnya, penulisan makalah tersebut merupakan analisa dan pemahaman peserta terhadap lembaga antirasuah.
"Tapi capek tulis pakai tangan," canda dia.
Perempuan berprofesi sebagai Kepala Bagian Hukum PT Well Harvest Winning Alumina Refinery itu mengatakan, motivasi ikut seleksi capim KPK tak lain untuk mengabdi kepada negara. Ia tak mementingkan jabatan ataupun uang andai terpilih.
"Karena kalau untuk karier ataupun uang kayaknya sudah tidak lagi," tandas dia.