News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Insiden Tolikara

Lokasi Masjid Akan Dipindah karena Berdiri di Tanah Milik GIDI

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bekas kios yang terbakar akibat kerusuhan di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Senin (20/7/2015). Berbagai pemangku kepentingan di Karubaga menegaskan bahwa kendati konflik diawali penolakan salat id, tetapi konflik disebabkan faktor miskomunikasi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2015).

Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga membahas mengenai relokasi masjid yang akan dibangun.

"Untuk masjid, tanah itu yang sekarang digunakan adalah tanah milik Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Makanya, lokasi akan ditentukan dulu, agar ada jaminan keberlangsungan dan keamanan," ujar juru bicara Komat Tolikara, Mustofa B Nahrawardaya, usai pertemuan.

Menurut Mustofa, relokasi tanah untuk tempat pembangunan masjid perlu menjadi pertimbangan agar insiden pembakaran seperti sebelumnya tidak terulang.

Menurut dia, sebelum membangun secara fisik, pihak TNI akan membantu memastikan seluruh prosedur administrasi dan aspek legalitas telah terpenuhi.

Mustofa sendiri melihat bahwa pemerintah telah mengambil langkah awal mengenai kepastian pembangunan masjid.

Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat melakukan kunjungan ke Tolikara, Papua.

Sementara itu, terkait kios-kios yang juga terbakar dalam insiden di Tolikara, menurut Mustofa, Panglima TNI telah menjamin bahwa pembangunan tidak akan memakan waktu lebih dari 30 hari.

Panglima juga berjanji akan membantu memulihkan situasi yang kondusif di Kabupaten Tolikara.

"Soal bangunan atau kios, yang dimiliki warga non-Muslim juga ada yang terbakar. Nanti semuanya akan sama-sama dibangun, tak kurang dari 30 hari," kata Mustofa.

Komite Umat untuk Tolikara ini dibentuk setelah terjadi pertemuan besar para tokoh nasional di antaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Didin Hafidhudin, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin dan lain sebagainya.

Pada pertemuan itu, para tokoh sepakat menunjuk Bahtiar Nasir sebagai ketua harian komite, Muhammadi Zaitun Rasmin (wakil ketua), Didin Hafidhudin (ketua dewan syura), Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Bahtiar Nasir, Aries Mufti dan Bobby Herwibowo menjadi (anggota dewan syura).(Abba Gabrillin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini