News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hakim Terima Suap

Tekanan Darah Tinggi, KPK Rujuk Kaligis ke Dokter Spesialis

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka kasus suap hakim PTUN Medan OC Kaligis memasuki gedung KPK untuk diperiksa di Jakarta, Rabu (15/7/2015). Pengacara kondang itu diduga menyuap hakim PTUN Medan guna memuluskan kasus yang dia tangani. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Priharsa Nugraha mengatakan, dokter rumah tahanan telah mengecek kesehatan tersangka Otto Cornelis Kaligis. Dokter rutan merujuk Kaligis ke dokter spesialis setelah dinyatakan sakit.

"Tadi dokter rutan telah melakukan pemeriksaan terhadap Pak OCK, didapat kesimpulan bahwa pak OCK sakit. Dan dirujuk ke dokter spesialis," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi Komisi Pemberantasan Korupsi Priharsa di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Priharsa mengatakan, dokter menyatakan bahwa tekanan darah Kaligis tinggi sehingga perlu dirujuk ke dokter spesialis.

Menurut dia, tahanan tidak dapat mengajukan dokter pribadi ketika sakit.

"Kan ada dokter di KPK. Tapi nanti tergantung di rutan. Tidak harus dirujuk ke dokter yang itu (diajukan tahanan)," kata Priharsa.

Kuasa hukum Kaligis, Afrian Bondjol sebelumnya mengatakan, Kaligis menolak diperiksa sebagai saksi karena mengeluh sakit. Kaligis menyampaikan keberatan tersebut melalui surat bertulisan tangan melalui Afrian.

"Saya sakit dipaksa periksa sebagai saksi. Saya menolak. Biar perkara saya cepat ke pengadilan atau menunggu praperadilan saya," kata Afrian saat membacakan surat Kaligis.

Menurut Afrian, KPK telah mengirimkan tim medis ke Rumah Tahanan Guntur untuk memeriksa Kaligis.

"KPK telah mengirimkan anggota medis, dokter, dan ambulans ke Rutan Guntur," ujar Afrian saat keluar dari Gedung KPK, Jumat.

Berdasarkan riwayat kesehatan Kaligis, Afrian mengatakan bahwa Kaligis mengidap berbagai penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabet gula, dan penyempitan saraf.

"Ia berhak menolak karena status dia sudah sebagai tersangka," ujar Afrian.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini