News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wapres JK: Berpaspor Indonesia Tak Berarti Lebih Nasionalis

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas terkait penanggulangan cuaca ekstrem di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Ratas yang diikuti jajaran menteri anggkota Kabinet Kerja tersebut membahas antisipasi dampak El Nino terhadap kekeringan dan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seseorang yang melepaskan status warga negara Indonesia, belum tentu membenci tanah airnya. Sebaliknya, seorang WNI belum tentu memiliki rasa cinta lebih tinggi terhadap Indonesia ketimbang warga negara asing.

"Sekarang nasionalisme tidak lagi tergantung selembar kertas. Tidak berarti kita berpaspor Indonesia, lebih nasionalis dibanding teman-teman berpaspor negara lain," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Kongres ke-3 Diaspora di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).

Sekian WNA yang menurut JK sangat cinta Indonesia adalah Edward Wanandi. Adik pengusaha Sofjan Wanandi ini adalah warga negara Amerika Serikat yang sukses di luar negeri, namun masih cinta Indonesia.

Ia mengaku setuju usulan yang disampaikan Edward di acara tersebut yang berharap pemerintah mengubah kebijakannya, sehingga seseorang bisa menyandang dua kewarganegaraan.

"Masalah dwikenegaraan, Pak (Yasonna) Laoly akan membahasnya di DPR," ujar JK di acara yang juga dihadiri Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly.

Ia mengakui untuk merealisasikan hal itu perlu banyak penyesuaian. Mungkin akan menjadi masalah adalah soal wajib militer. Hampir setiap negara mengatur latihan peran bagi warganya dalam rangka wajib militer. Namun setiap negara juga mengatur agar warganya tidak berpartisipasi dengan militer dari negara lain.

JK mengingatkan, bahwa keberadaan diaspora Indonesia adalah aset. Pada umumnya orang-orang yang sukses hidup di luar negeri adalah orang-orang terbaik. Mereka sukses menimba ilmu, bekerja di perusahaan terbaik dan bersaing dengan orang terbaik.

Keberhasilan diaspora India adalah salah satu yang patut dicontoh. Ia menyebut banyak diaspora asal India yang mengisi jabatan strategis di pemerintahan Amerika Serikat (AS), mulai dari gubernur sampai menteri, hingga pimpinan perusahaan Google.

"Tentu kebanggaan India itu, jadi harapan bagi kita juga," tandas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini