Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Media asing kembali ramai menyorot penerbangan Indonesia, terkait hilangnya pesawat Trigana Air di Jayapura, Papua, yang dikatakan semakin memperburuk citra penerbangan Indonesia.
Indonesia dikatakan selama ini mengalami kesulitan dalam menghadirkan pilot, teknisi, pengawas lalu lintas penerbangan, dan teknologi terkini yang berkualitas untuk pengembangan keamanan penerbangan.
Padahal, menurut Associated Press, Indonesia merupakan negara kepulauan yang letak tiap pulaunya tersebar dan menjadi satu dari beberapa pasar bisnis penerbangan terpesat se-Asia.
Sektor penerbangan dikatakan berkembang pesat di Indonesia, karena masyarakatnya dinilai cenderung memilih terbang untuk melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah lainnya.
Belum lama ini juga rekam keamanan penerbangan Indonesia sempat dipertanyakan ketika pesawat Hercules C-130 milik TNI jatuh di Sumatera Utara pada Juli 2015 lalu, menewaskan lebih dari 100 orang.
Belum lagi mengingat Desember 2014 lalu pesawat milik AirAsia rute Surabaya - Singapura sempat dinyatakan hilang, sebelum akhirnya diketahui mengalami kecelakaan. Insiden itu kerap dijadikan perbandingan dengan hilangnya pesawat Trigana Air kali ini oleh media-media asing.
Merespon kecelakaan Hercules, Presiden Joko Widodo sempat mengungkapkan niat untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia, sekaligus meninjau kembali kecelakaan Hercules itu.
Lenyapnya pesawat Trigana Air ini juga menjadi kecelakaan penerbangan ke-5 yang melibatkan maskapai penerbangan Asia, termasuk AirAsia dan Malaysian Airlines. (Associated Press/Reuters)