TRIBUNNEWS.COM - Keluarga Ariadin Falani (40), kopilot pesawat Trigana Air PK-YRN yang ditemukan jatuh di wilayah Kabupaten Pengunungan Bintang, masih menunggu kabar pemulangan jenazah korban.
Rosnila, istri Ariadin, menunggu kabar tentang pemulangan jenazah suaminya di rumah duka di Perumahan Taman Kenari BI No. 11, Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat.
"Kami saat ini masih menunggu kabar kepulangan jenazah, rencana akan dibawa pulang ke Banjarmasin," kata Rosnila di Bogor, Rabu (19/8/2015).
Sementara itu, ibu, bapak dan adik Ariadin sudah berangkat ke Papua untuk mencari tahu informasi mengenai hasil otopsi.
"Yang berangkat ibu dan bapak mertua juga adik ipar. Mereka sudah berangkat pagi tadi. Saya dan anak-anak tinggal menunggu di rumah saja," katanya.
Ariadin merupakan satu dari 54 korban kecelakaan pesawat Trigana Air rute Jayapura-Oksibil yang 8) ditemukan dalam keadaan hancur dan terbakar di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/8/2015), setelah hilang kontak pada Minggu (16/8/2015).
Pesawat yang dengan pilot Kapten Hasanudin itu mengangkut 49 penumpang yang terdiri atas 44 orang dewasa, tiga anak dan dua bayi. Ariadin bertugas dalam penerbangan itu. Selain dia ada tiga awak pesawat yang bertugas.
"Papa di mana?"
Ariadin pergi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki.
Roslina mengatakan, dia terakhir mengontak suaminya sehari sebelum pesawat hilang kontak. Saat itu, dia sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun anak keduanya di SD Papandayan.
"Ulang tahun Nina ditunda dirayakan Sabtu, tetapi Bapaknya enggak bisa datang karena ada tugas," katanya.
Menurut Rosnila, Ariadin adalah orang yang tak bisa melihat orang lain susah, mencintai pekerjaan di dunia penerbangan yang memang merupakan cita-citanya sejak kecil, dan loyal pada perusahaan.
Di matanya, Ariadin juga merupakan suami dan bapak yang mencintai keluarga. Menurut Rosnila, Ariadin selalu menelepon setelah tugas selesai dan sebelum beristirahat.
"Walaupun jauh kami selalu menjaga komunikasi, cuma bilang 'rindu' atau 'halo sayang'," ungkapnya.
Rosnila dan Ariadin sudah berumah tangga selama 12 tahun. Ariadin sempat belajar penerbangan di Sounthwind, Texas, Amerika Serikat, menjalani karir penerbangan setelah menikah selama lima tahun.
Meski mengaku telah mengikhlaskan kepergian sang suami, Rosnila mengaku masih merasa berat menghadapi kenyataan, apalagi ketiga anaknya selalu menanyakan ayahnya.
"Anak-anak sering tanya 'papa di mana?'. Saya berat juga (jawabnya). Ini baju koko yang dipakainya tiga kali empat kali dipakai, masih ada bau parfumnya," kata Rosnila.
Dia menuturkan pula bahwa setelah menerima kabar bahwa pesawat Trigana Air hilang kontak dan dinyatakan jatuh, keluarga sudah memasang tenda di rumah duka, Senin (17/8/2015).
Sanak keluarga dan tetangga berdatangan ke rumah duka untuk menyatakan belasungkawa kepada Rosnila yang sebelumnya tinggal di Jakarta dan baru pindah ke Bogor delapan bulan lalu.
KOMPAS.com