Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM -- Suparti Binti Soimin Romohario menghembuskan nafas terakhir di kamar pemondokannya Hotel Mawaddah Al Safwa. Wanita yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 4 Surabaya tersebut meninggal setelah dirinya berdandan untuk menunaikan ibadah di Masjid Nabawi.
Supiah (58) saudara dari Suparti yang menginap satu kamar dengan almarhum menuturkan bila Suparti sebelum tiba di Madinah, Minggu (23/8/2015) malam. Ia awalnya tidur di kamar lain bersama suaminya Ismadi. Baru, Senin (24/8/2015) pagi wanita berusia 70 tahun tersebut pindah kamar bersama saudar-saudaranya yang juga satu regu dengan dirinya.
Usai pindah kamar, jamaah asal Pacitan, Jawa Timur tersebut langsung berbenah dan mandi untuk melaksanakan ibadah arbain di Masjid Nabawi sekitar pukul 09.00 waktu Arab Saudi bersama saudaranya Supiah dan Sri Wahyuni. Namun setelah mandi dan berdandan tiba-tiba dirinya merasa sesak dan langsung menyandarkan badannya ke dinding tembok.
Melihat hal tersebut, Supiah dan Sri Wahyuni serta rekan sekamar lainnya pun langsung memberikan pertolongan dengan memijat-mijat badannya serta menggosok badannya dengan minyak angin tetapi almarhum menganggap bahwa sakitnya tersebut biasa saja “Bu Le Parti biang nggak usah dikerik-kerik, nanti jua keluar sendiri anginnya,” kata Supiah ditemui tribun di Hotel Mawaddah Al Safwa, Madinah, Senin (24/8/2015).
Karena dianggap hanya masuk angina biasa, Supiah dan Sri Wahyuni pun pamit kepada Bu Le-nya tersebut untuk menjalankan ibadah Arbain ke Masjid Nabawi dengan terlebih dahulu memanggil suaminya Ismadi untuk menemani. Sebelum ditinggal pun, kedua saudaranya tersebut sempat menelepon dokter memnta bantuan “kita minta maaf kepada beliau menjalankan Arbain dulu,” ucap Sri Wahyuni.
Akhirnya Suparti bersama suaminya ditinggal di kamar 722. Sampai akhirnya dua saudara Suparti kembali ke pemondokan. Ternyata keadaan perempuan asal Jawa Timur tersebut sudah tidak tertolong meskipun sudah mendapat perawatan dari dokter yang ditempatkan Panitia Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) di Sektor 2 Madinah.
Saat tribun meninjau ke kamar tempat almarhum dibaringkan, sang suami tampak tegar. Ia seakan sudah ikhlas ditingal sang istri. Tidak ada air mata di kamar tersebut meskipun jenazah Suparni sudah terbaring di kasur kamar hotel ditutup dengan kain putih.Sang suami Ismad sibuk mengeluarkan data-data istrinya untuk proses administrasi pemakaman almarhumah.
Dijelaskan Sri Wahyuni, sebelum berangkat Suparti sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit di Jawa Timur pada 9 Agustus 2015 setela hasil medisnya menyatakan bahwa almarhum gula darahnya meningkat begitu juga dengan tensi darahnya menunjukan angka yang tinggi “Waktu itu setelah dicek kesehatannya ternyata diketahui banyak penyakitnya, sehingga dia berpikir sampai akhirnya diokname,” ungkap Sri.